BERITA NU, BANGKITMEDIA.COM
BANTUL-Tema yang diambil dalam acara ini sangat tepat karena hari ini marak sekali radikalisme. Untuk itu dari pihak NU dan Muhammadiyah harus membentengi masyarakat negeri ini. Semua ini menjadi tanggung jawab semua pihak baik dari kepala desa, kapolsek, dukuh, dan ketakmiran masjid, koramil dan semua pihak memiliki kewajiban menjaga bangsanya.
Demikian ditegaskan oleh Ketua PW GP Ansor DIY Muhammad Syaifuddin Al Ghazalie alam acara Dialog Kebangsaan dengan tema “Kaum Muda Menjawab Tantangan Radikalisme” yang diselenggarakan oleh Takmir Masjid Azzahrotun, Selasa (05/06/2018) malam.
Kang Udin menjelaskan bahwa organisasi-organisasi yang lahir bukan dari rahim NKRI, maka budaya yang masuk tidak sesuai dengan bumi pertiwi.
“Berbeda dengan NU dan Muhammadiyah yang lahir dari rahim Indonesia, pasti paswordnya sama, yakni NKRI Harga Mati,” tegas Kang Udin yang disambut tepuk tangan para hadiri.
Dalam kesempatan tersebut, Kang Udin mengajak kepada yang hadir untuk belajar menjaga trilogi ukhuwah yang telah dirumuskan oleh para pendahulu.
“Mari belajar menjaga tiga ukhuwah, yakni ukhuwah Islamiyah (persaudaraan sesama umat Islam), ukhuwah wathaniyah (persaudaraan sesama anak bangsa) dan ukhuwah basyariyah (persaudaraan sesama manusia) untuk NKRI kita,” tegas Kang Udin.
Kita, lanjut Kang Udin, harus menjaga kecintaan antar kemanusiaan, tidak mengenal apa bangsanya, sukunya atau pun bahasanya.
Dalam konteks maraknya radikalisasi lewat dunia maya, Kang Udin mengajak para orang tua untuk waspada menjaga anak-anaknya.
“Kalau memilih sekolah atau kampus, jangan sembarangan. Benteng kita hari ini tinggal Masjid dan Pesantren. Karena di masjid dan pesantren tidak ada hoax, beda dengan media sosial yang penuh hoax. Marilah berguru yang memiliki nasab keilmuan yang jelas. Kita bentengi diri dengan pendidikan. Cintai bangsa ini dengan bela negara,” tegas Kang Udin. (rk)