Pada hakekatnya setiap generasi itu unik, karenanya setiap generasi memiliki keyakinan, sikap dan pandangan yang berbeda. Demikian juga berlaku bahwa antara anak dan orangtua selalu berada pada generasi yang berbeda, tanpa terkecuali generasi belakangan ini. Hanya saja lebih menjadi menarik, ketika belakangan ini pengartikulasian generasi dan pengkatagoriannya terkspose dengan jelas, sehingga semua pihak mengetahui, bagaimana kesenjangan itu tidak bisa dihindari.
Berdasarkan kesepakatan para ahli bahwa karagori generasi dari waktu ke waktu berkembang, di antara lain : the Greatest Generation, the Silent Generation, the Baby boomers Generation (1946-1965), the Generation X (1966-1980), the Generation Y (Millenial) (1981-1995), the Generation Z (1996-2010), the Generation A(2011-2025), the Generation B (2026-2040). Atas dasar pengklasifikasian tersebut, maka orangtua yang saat ini berusia 19-35 th adalah generasi Y (Millenial), sedangkan anak yang berproses tumbuh dan berkembang dewasa ini adalah anak Generasi A.
Kedua generasi memiliki perbedaan karakteristik yang signifiksn, terutama belum semua generasi milineal yang melek digital, sebaliknya Generasi A sejak dari lahir sudah terkondisikan dengan dunia digital. Perbedaan inilah yang berpotensi masalah, sehingga diperlukan panduan atau orientasi bagi orangtua dan anak sehingga keduanya bisa menjadi subjek dari perjalanan jaman, sehingga mereka bisa memaknai kehidupannya, bukan menjadin kurban.
Secar umum kesenjangan generasi di disebabkan di antaranya oleh meningkatnya harapan hidup, perubahan yang cepat di masyarakat, dan mobilitas masyarakat. Sedangkan secara khusus terjadinya kesenjangan antara orangtua dan anak dapat diidentifikasi sebagai berikut:
(1) orangtua bertindak judgmental dan kritis tentang apa yang anak lakukan.
(2) orangtua menanyakan tindakan anak.
(3) orangtua mengajari anaknya tentang cara berperilku.
(4) orangtua tidak pernah mengizinkan anaknya melakukan eksperimen.
(5) orangtua tidak mengijinkan anaknya untuk belajar dari kesalahan.
Jika persoalankesenjangan tidak segera mendapatkan penanganan, kesenjangan generasi dapat menimbulkan persoalan yang sangat serius, di antaranya mencakup konflik antar anggota masyarakat dari generasi yang berbeda dan munculnya misunderstanding. Yang semuanya dapat menimbulkan ketidaktenangan dan kegelisahan bagi lainnya.
Kesenjangan generasi yang terjadi dapat dicarikan solusinya, di antaranya:
(1) membangun komunikasi yang kuat, tanpa ada rasa takut atau penolakan.
(2) menghabiskan waktu yang berkualitas untuk bisa saling sharing.
(3) menujukkan saling respek terhadap pendapat-pendapat yang muncul.
(4) menghilangkan kelambanan dari sifat kemalasan atau resistensi menuju ke arah kemajuan.
(5) manajemen waktu yang lebih baik (Supriya Mothay, 2019).
Di samping kelima solusi itu yang juga dipertimbangkan adalah membangun saling pengertian dan memahami posisi masing-masing, sehingga tidak muncul saling fokus pada kelemahan, melainkan fokus pada kekuatan dan kesemaan visi untuk menghasilkan komunikasi yang sehat.
Akhirnya bahwa kita sangat menyadari adanya keunikan manusia dan generasi merupakan fitrah. Antara seorang manusia dan generasi pasti ada kesenjangan, yang harus dihadapi untuk dapat diselesaikan dan mencapai kemajuan.
Hambatan dan tantangan tak bisa dihindari, harus dicari solusinya. Ini menuntut kemampuan kreavitas dan inovasi. Semoga kesenjangan generasi tidak berujung dengan mati, melainkan memotivasi untuk lahirkan generasi yang memiliki martabat lebih tinggi. Semoga Allah swt selalu meridloi. Aamiin.
Penulis: Prof Rochmat Wahab, Ketua PWNU DIY 2012-2016.