Kenapa Syekh Jumadil Kubro Dimakamkan di Gunung Turgo? Ini Jawaban Gus Muwafiq
Syekh Jumadil Kubro adalah nenek moyang para wali di Indonesia. Makamnya ada di Gunung Turgo ini. Untuk mencapai titik puncak, perlu stamina yang tidak sedikit. Makanya, kita semua perlu perhatian untuk memudahkan semua orang bisa ziarah ke puncak Turgo.
Demikian ditegaskan KH Ahmad Muwafiq (akrab disapa Gus Muwafiq) dalam acara manaqiban di bukit Turgo, Senin 16 September 2019.
“Acara haul Turgo sekaligus napak tilas pengislaman di Nusantara khususnya di tanah Jawa. Mari kita lihat di Surabaya. Sunan Ampel sudah dirawat dengan baik, Sunan Bonang juga dirawat dengan baik, Sunan Gunung Jati juga dirawat dengan baik, Sunan Muria di puncak gunung juga dirawat dengan baik. Semua dirawat dengan baik. Lha di sini ini kan malah simbahnya, saya punya tanggungjawab untuk ikut serta merawatnya,” tegas Gus Muwafiq.
“Gunung Turgo termasuk daerah Merapi, Yogyakarta. Kalau perjalanannya sendiri kaki ini sudah tidak bisa dirasakan, mlese ngiwo-mlese nengen. Tapi karena beliau adalah nenek moyang kita, masa depan bangsa Nusantara sebenarnya dimulai dari sini,” lanjut Gus Muwafiq.
Gus Muwafiq juga menegaskan bahwa Syekh Jumadil Kubro makamnya memang di sini, karena orang-orang dulu selalu membutuhkan gunung untuk menepi.
“Jaman Rasulullah ada Ka’bah, tetapi beliau menepi di Gua Hira’. Jadi, gunung bagi orang dulu itu sebagai tempat untuk munajat kepada Allah SWT,” tegas Gus Muwafiq yang dulu dikenal sebagai orang dekat Gus Dur.
Silahkan Tonton Videonya: Di Gunung Turgo, Video Gus Muwafiq Napak Tilas Syech Jumadil Kubro
Gus Muwafiq kemudian mengisahkan perjalanan hidup Syekh Jumadil Kubro. Namanya Sayyid Jamaluddin al-Husaini al-Kabir. Orang Jawa sulit mengucapkan, maka menyebutnya Syekh Jumadil Kubro. Syekh Jumadil Kubro punya putra punya anak bernama Maulana Ishak dan Ibrahim Asmoroqondi, bapaknya Walisongo. Mbah Ishak melahirkan Sunan Giri. Mbah Ibrahim punya anak Sunan Ampel.
“Syech Jumadil Kubro bin Sayyid Ahmad Syah Jalaluddin bin Sayyid Abdullah Azmatkhan bin Sayyid Abdul Malik bin Sayyid ‘Alwi ‘Ammil Faqih bin Sayyid Muhammad Shohib Mirbath bin Sayyid ‘Ali Khali Qosam bin Sayyid ‘Alwi Shohib Baiti Jubair bin Sayyid Muhammad Maula Ash-Shaouma’ah bin Sayyid ‘Alwi al-Mubtakir bin Sayyid ‘Ubaidillah bin Sayyid Ahmad Al-Muhajir bin Sayyid ‘Isa An-Naqib bin Sayyid Muhammad An-Naqib bin Sayyid ‘Ali Al-’Uraidhi bin Sayyid Ja’far Ash-Shadiq bin Sayyid Muhammad al-Baqir bin Sayyid ‘Ali Zainal ‘Abidin bin Sayyid Husain Asy-Syahid bin Sayidina Ali (Beristri Fathimah Az-Zahra binti Muhammad SAW),” kisahnya.
“Dari sinilah sanad asal-muasal keislaman di tanah Nusantara,” pungkas Gus Muwafiq.
Acara ini dihadiri para warga setempat, aparat desa, aparat kecamatan, Pemda Sleman, dan Pemprov DIY. (hadi/bangkitmedia.com)
Demikian Demikian Kenapa Syekh Jumadil Kubro Dimakamkan di Gunung Turgo? Ini Jawaban Gus Muwafiq. Semoga bermanfaat.