Keistimewaan Seorang Asiyah Istri Fir’aun

asiyah istri fir'aun

Keistimewaan Seorang Asiyah Istri Fir’aun

Siapa yang tidak kenal dengan Asiyah binti Muzahim! Perempuan Bani Israil keturunan para nabi yang menjadi istri Raja Fir’aun yang zalim. Asiyah memiliki ahlak terpuji dalam keimanan-Nya. Dalam diri Asiyah tertanam kasih sayang kepada kaum miskin dan tertindas, tangan-Nya ringan bersedekah kepada sesama. Prilaku yang tercemin kepada Asiyah berbanding terbalik dengan suaminya yaitu Raja Fir’aun.

Kisah Asiyah tidak lepas dari kisah Nabi Musa As. Pernikahan Asiyah dan Raja Fir’aun tanpa kehadiran seorang putra. Tetapi kasih sayang Fir’aun pada Asiyah sangat besar kala itu. Walaupun dengan berbagai cobaan dilalui.

Suatu hari sejarah Nabi Musa dimulai. Sejarah kenabian memaparkan, ketika Asiyah duduk ditanam dan melamun, dihiasi aliran sungai yang indah dan lambaian angin. Beliau melihat peti mengambang di sungai.

Dari kejahuan peti semakin mendekat seolah menghampiri Asiyah. Setelah kelihatan dekat Asiyah menyuruh pembantunya mengambil peti itu. Begitu tertengun Asiyah dan pembantunya setelah membuka peti yang di dalamnya terdapat bayi mungil, elok dan rupawan. Seolah Asiyah mendapatkan harta tiada bandingnya dalam kegelisahan seorang suami istri tanpa hadirnya seorang buah hati.

Saat itu juga Allah SWT langsung menanamkan kasih sayang kepada Asiyah kepada Musa kecil. Tanpa pertimbangan yang ragu Asiyah langsung membawa Nabi Musa pulang ke Istana dengan niatan merawat dan mengasuhnya. Bukan bearti niatan itu tanpa perlawanan dari Fir’aun.

Setelah Fir’aun mendengar berita tersebut, menyuruh para pengikutnya untuk membunuh bayi itu. Ketakutan Fir’aun muncul dari ke khawatiranya atas tafsir mimpinya. Dimana suatu malam Fir’aun bermimpi suatu saat lahirlah seorang anak laki-laki yang akan menghancurkan bahkan akan membunuh kezaliman-Nya.

Bentuk kewas-wasan Fir’aun berlebihan hingga membuat tindakan sangat amat zalim. Fir’aun menyuruh para pengikutnya untuk membunuh para bayi laki-laki yang lahir dari Bani Israel. Asiyah sangatlah cerdas menaklukkan suaminya, dengan berkata, “Kita tidak mempunyai keturunan anak laki-laki, maka jangan bunuh anak ini. Semoga ada manfaatnya untuk kita atau kita jadikan dia sebagai anak kandung kita.” Alhasil, Musa diizinkan untuk dirawat di Istana Fir’aun yang megah dan serba mewah.

Beriring bertumbuh dewasanya Musa, Asiyah memberi kepercayaan lebih pada Musa. Hal ini menimbulkan kecemburuan, kemarahan dan permusuhan. Tetapi Asiyah tidak gentar, karena beliau yakin berada pada jalan kebenaran. Asiyah memang sejak bersama Musa secara diam-diam beriman kepada Allah SWT, dan menentang suaminya yang mengaku sebagai Tuhan.

Semakin kuat keimanan Asiyah ketika Nabi Musa mampu mengalahkan para bala tentara sihir suruhan Fir’aun, dengan segala tipu daya. Asiyah yang meyaksikan mukzijat Nabi Musa itu makin memperkokoh keimanan dan ketakwaanya. Semakin jelas kebatilan semakin berguguran dan kebenaran semakin jelas akan kebenaranya.

Fir’aun semakin murka kepada istrinya. Fir’aun mengikat Asiyah diempat tiang diatas padang pasir yang tandus dan panas. Asiyah ditinggalkanlah di bawah terik matahari. (hd)

Demikian Keistimewaan Seorang Asiyah Istri Fir’aun. Semoga Bermanfaat.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *