Kader Penggerak NU Fasilitasi Santri Makassar Mondok di Jawa Timur

Santri MAkassar

Berita NU, BANGKITMEDIA.COM

JOMBANG- Sabtu, 7 Juli 2018, untuk pertama kalinya, 5 orang anak dari makassar menginjakkan kaki di tanah Jawa Timur; daerah yang selama ini belum mereka bayangkan.

Bacaan Lainnya

Mereka tidak sedang bermimpi. Mereka benar-benar merasakan udara baru kehidupan Jawa Timur yang berbeda dengan Sulawesi Selatan, kultur dan tipologi daerahnya.

Diantar oleh 2 orang Kader Penggerak NU dari Makassar dan salah satu orang tua diantara mereka, 5 anak dari Makasar, Goa dan Pinrang Sulawesi Selatan ini datang melintasi pulau menuntut ilmu agama di pondok pesantren dalam lingkungan NU.

Berawal dari ziarah makam Pangeran Diponegoro yang terletak ditengah Kota Makassar, tim Instruktur pendidikan kader penggerak NU, bertemu langsung dengan keluarga keturunan Pangeran Diponegoro. Obrolan berkembang hingga cerita-cerita kehidupan Pangeran Diponegoro saat menuntut ilmu di Pesantren serta perjuangan melawan kompeni dengan menggalang jaringan pejuang pesantren.

Amir Makruf, salah satu instruktur pendidikan kader, yang bertemu dengan keluarga keturunan Pangeran Diponegoro mengatakan bahwa pihaknya menangkap keinginan kuat dari keluarga itu untuk bisa menuntut ilmu agama di Pesantren. Namun, mereka juga menyadari keterbatasan untuk bisa mewujudkannya.

“Dari sini, kita mulai komunikasi dengan kader-kader penggerak NU di semua daerah, khususnya yang berada di Makasar,” Amir Makruf menambahkan.

Pengiriman santri Makassar untuk belajar Agama adalah usaha nyata dari Kader Penggerak NU. “Inisiatif ini kami lakukan setelah pelaksanaan PKPNU PCNU Makasar. Kami harus mulai berpikir tentang masa depan jama’ah dan jam’iyyah NU di Makassar dan Sulawesi Selatan umumnya. Maka, kami harus segera menyiapkan kader sejak awal dengan mengirim mereka ke Pondok Pesantren,” ungkap Fathurrahman, wakil sekretaris PCNU Kota Makassar saat mendampingi mereka ke Jombang.

“Alhamdulillah, akhirnya semua bisa terwujud atas partisipasi para kader penggerak NU,” Fathurrahman menambahkan.

Saat ini, 10 Juli 2018, kelima santri dari Makassar itu sudah berada di Pondok Pesantren, Jombang dan Kediri. Mereka adalah Ahmad Raihan Maulana dan Nur Wahyu Ilahi di PP  Kalimasada Plandaan Jombang, Rahmat Hidayat di PP Fathul Ulum Ngoro, Siti Patimah di PP Darul Ulum Rejoso Peterongan dan Muhammad Qodri di PP Al Hikmah Purwoasri Kediri.

Disana dan saat ini mereka memulai kehidupan baru menuntut ilmu demi masa depannya. Suatu saat mereka akan berkhidmat kepada masyarakat, buah dari ilmu yang manfaat.

“Ini sudah menjadi kewajiban Nahdlatul Ulama sebagai organisasi sosial keagamaan. Ini investasi jangka panjang untuk masa depan Jam’iyyah,” kata Drs. KH Abdul Mun’im Dz saat dikonfirmasi atas fasilitasi 5 santri Makassar belajar agama di Jawa Timur.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *