Berita NU, BANGKITMEDIA.COM
BANTUL-Forum Komunikasi Santri Mahasiswa Pondok Pesantren Krapyak Yayasan Ali Maksum Yogykarta meyelenggarakan diskusi rutin ke-5, Minggu (23/9). Diskusi tersebut mengangkat tema “Islam Nusantara: Relevansi Budaya dan Tantangan Kontemporer”. Hadir sebagai pembicara Dr. Aguk Irawan, akademisi, sastrawan yang sekaligus juga dosen Ma’had Aly Krapyak Yogyakarta. Acara dibuka dengan penampilan Sanggar Sunan dari Komplek H yang membawakan lagu-lagu gambus bernuansa Islami.
“Islam di Indonesia hadir dengan cara yang damai, menyatu dengan kebudayaan lokal yang sudah ada sebelumnya. Para ulama terdahulu yang mendakwahkan Islam tidak menghilangkan eksistensi nilai-nilai kebudayaan,” jelas Mas Aguk sapaan akrabnya.
Lebih lanjut dalam pemaparan awalnya beliau membandingkan bagaimana corak dakwah Islam di beberapa negara-negara dunia yang menghapus peninggalan kebudayaan lama yang dianggap bertentangan dengan aqidah Islam.
Pesantren sebagai penerus risalah Islam Nusantara yang ramah bertanggungjawab untuk meneruskan nilai-nilai washatiyah dan perdamaian yang dibawa oleh ulama-ulama terdahulu.
Lebih lanjut, Mas Aguk juga menjelaskan genealogi etika pesantren di Indonesia yang jika ditarik garis muasalnya bermuara pada kitab-kitab yang diajarkan pada agama Hindu-Budha di Nusantara. Etika yang dimaksud memuat ajaran-ajaran bagaimana adab seorang murid terhadap guru, apa saja pantangan-pantangan yang tidak boleh dilakukan oleh sorang murid selama dia sedang dalam proses pencarian Ilmu. Penjelasan yang terakhir ini bersumber dari penelitian disertasi beliau di UIN Sunan Kalijaga.
Forum diskusi ini rutin diselenggarakan setiap bulan dengan menghadirkan pembicara akademisi atau praktisi yang berkaitan denga isu-isu aktual. Diharapkan dengan adanya forum seperti ini para santri mahasiswa di lingkungan Pondok Pesantren Krapyak Yogyakarta dapat memahami secara komprehensif atas fenomena sosial-keagamaan yang terjadi di masyarakat. (Irsyadul Ibad/rk)