Berita NU, BANGKITMEDIA.COM
SEMARANG-Ahad, (23/9) KH. Ali Mubabah mengingatkan kepada jama’ah pada Khatmil Qur’an, Hari Lahir (Harlah) Pesantren Al Uswah XVIII serta haul pendiri pesantren yaitu Abah KH. M. Mukhlisin. Jangan sekali-kali meremehkan “nonton” (nyawang). Berada di komplek pondok pesantren Al-Uswah pengasuh pesantren An-Nur Kabupaten Semarang ini menyampaikan mauidhoh hasanah.
“5 perkara nyawang thok oleh ganjaran (lima perkara yang hanya nonton saja akan mendapatkan pahala), pertama nyawang Ka’bah. Kedua, nyawang Qur’an dengan cara membacanya. (sembari guyon beliau menyampaikan; cari mantu yang mau dan mampu nyawang Qur’an ya). Ketiga, nyawang guru. Keempat, nyawang wong tua (orang tua kita). Kelima, nyawang garwa”, terang Gus Nabah.
Beliau menambahkan untuk takut akan tiga hal. Pertama kepada sang Khalik, Rasulullah dan istri. Bukan berarti istri untuk ditakuti sebagaimana Allah dan Utusannya. Akan tetapi istri merupakan orang yang melahirkan keturunan kita. Ditangan istri kita inilah masa depan keluarga bahkan negara.
Gus Nabah dengan perawakan semampai dan berambut sebahu ini mengingatkan akan ngaji ala Baghdadiyyah. Alif fathah a, Alif kasrah i, Alif dhammah u, hingga seterusnya. Seringkali penceramah di Jawa menggunakan hal-hal yang mudah diingat untuk menyampaikan pesan kepada masyarakat.
“A, i, u artine aku iku urip neng. Bak dhammah u bu yaitu bumi. Tsa’ fathah a Tsa artine tsak apik-apik.e. Kalau digabung menjadi aku iku urip neng bumi tsak apik-apik.e (Aku itu hidup di dunia menjadi sebaik-baik manusia), papar Gus Nabah.
Gus Nabah bersyukur sekali dengan 34 khatimin – khatimat yang telah diwisuda tadi. Bertambah pula pahala bagi orang tua mereka yang telah memondokkan anaknya di pesantren Al-Uswah ini. Selain itu, al-Qur’an yang mereka baca itu bisa menyafa’ati mereka di hari akhir nanti. [zulfa/rk]