Keramatnya BANSER sudah tak bisa dibantahkan lagi. Animo orang mau menjadi BANSER semakin menjadi-jadi melintasi batas-batas teritorial dan menerobos daerah-daerah sulit di Provinsi Riau.
Tanggal 4 Januari lalu, hanya selang empat hari pasca DTD di Tapung Hilir Kampar, digelar DTD di sebuah pulau kecil ujung selatannya Riau, yakni di Pulau Burung (lihat peta).
Pulau Burung adalah sebuah Kecamatan di Kabupaten Indragiri Hilir, Riau, Indonesia. Pulau Burung sebenarnya adalah pulau kecil yang tidak berpenghuni, namun diseberang pulau tersebut terdapat kawasan industri pengolahan kelapa hibrida dan pengalengan Nenas sehingga nama tempat tersebut diberi nama pulau burung.
Pulau burung sendiri berada di pesisir timur pulau Sumatera dan merupakan pintu gerbang Riau bagian Selatan yang berhadapan langsung dengan Provinsi Kepulauan Riau (Kab. Karimun dan Kota Batam).
Lokasi DTD di Desa Bukit Sari Intan jauhnya masak ampun. Dari Tembilahan (ibukota Indragiri Hilir) ditempuh sekitar delapan jam perjalanan laut dengan rincian Tembilahan – Pulau Burung lima jam, Pulau Burung – Desa Bukit Sari Intan tiga jam.
Saya tidak bisa mengespresikan betapa dahsatnya semangat peserta DTD BANSER di Pulau Burung, sebab dengan sangat terpaksa tidak bisa hadir disana karena keterbatasan waktu dan sarana transportasi yang tersedia.
Tapi dari foto yang saya terima dari sahabat Raja Fera Fakhlevi (Banser Melayu) saya bisa membayangkan begitu luar biasanya semangat peserta dan sahabat-sahabat senior, pelatih yang menempuh rute seberat itu untuk sebuah DTD.
DOAKU, semoga Allah berkahi perjuangan sahabat semua. kuat dan istiqomah dalam pengabdian sebagai Tentaranya NU, penjaga Aswaja dan NKRI di Pulau Burung. Bravo…
Penulis: Mas Purwaji, Riau.