Indahnya Tubuh Nabi Muhammad SAW

Kondisi Genting, Nabi dan Sahabat Pernah Terpaksa Melewatkan Shalat Wajib

Indahnya Tubuh Nabi Muhammad SAW.

Nabi Muhammad SAW adalah makhluq terbaik yang diciptakan Allah SWT. Bukan saja terbaik di muka bumi, tetapi terbaik di seluruh ciptaan alam semesta ini. Karena itu, foto Nabi Muhammad tak mungkin bisa divisualkan, karena bisa mengurangi kesejatian sosok Sang Nabi.

Walaupun umat Islam sekarang sudah tak bisa melihat sosok Nabi Muhammad, tapi sebenarnya banyak riwayat yang menjelaskan ihwal indahnya tubuh Rasulullah SAW. Salah satunya tertera dalam kitab “Syamail Muhammadiyah” Karya Imam Tirmidzi. Nama lengkap beliau adalah Abu Isa Muhammad bin Isa bin Surah bin Musa bin Ad-Dahhak As-Sulaimi Al-Turmizi (Bahasa Arab: ﺃﺑﻮ ﻋﻴﺴﻰ ﻣﺤﻤﺪ ﺍﻟﺘﺮﻣﺬﻱ ).

Beliau juga seorang perawi hadis dari Parsi yang terkenal. Beliau pernah belajar hadis dari Imam Bukhari. Dilahirkan pada 209 H (824 M) di kota Tirmiz. Sejak kecil, Imam Tirmizi gemar belajar ilmu dan mencari Hadits. Untuk keperluan inilah ia mengembara ke berbagai negeri, antara lain Hijaz, Irak, Khurasan, dan lain-lain.

Dalam kitab “Syamail Muhammadiyah” ini, sosok Nabi Muhammad digambarkan dengan sangat bagus.

“Rasulullah saw. bukanlah orang yang berperawakan terlalu tinggi, namun tidak pula pendek. Kulitnya tidak putih bule juga tidak sawo matang. Rambutnya ikal, tidak terlalu keriting dan tidak pula lurus kaku. Beliau diangkat Allah (menjadi rasul) dalam usia empat puluh tahun. Beliau tingal di Mekkah (sebagai Rasul) sepuluh tahun dan di Madinah sepuluh tahun. Beliau pulang ke Rahmatullah dalam usia 63 tahun dan (diriwayat lain 60). Pada kepala dan janggutnya tidak terdapat sampai dua puluh lembar rambut yang telah berwarna putih.” (Diriwayatkan oleh Abu Raja’ Qutaibah bin Sa’id, dari Malik bin Anas, dari Rabi’ah bin Abi `Abdurrahman yang bersumber dari Anas bin Malik r.a)

Anas bin Malik r.a adalah Abu Nadhr Anas bin Malik al Anshari al Bukhari al Khazraji. Ia tinggal bersama Rasulullah saw dan membantu Nabi selama sepuluh tahun. Iaadalah sahabat yang paling akhir meninggal dunia di Bashrah, yaitu pada tahun 71 H.

Perawi menghilangkan bilangan satuannya dari puluhan (digenapkan). Karena kebanyakan riwayat menyatakan bahwa Rasulullah saw tinggal di Mekkah sebagai Rasul 13 tahun, dan wafat pada usia 63 tahun.

“Aku tak pernah orang yang berambut panjang terurus rapi, dengan mengenakan pakaian merah, yang lebih tampan dari Rasulullah saw. Rambutnya mencapai kedua bahunya.Kedua bahunya bidang. beliau bukanlah seorang yang berperawakan pendek dan tidak pula terlampau tinggi.” (Diriwayatkan oleh Mahmud bin Ghailan, dari Waki’, dari Sufyan, dari Abi Ishaq, yang bersumber dari al Bara bin ‘Azib r.a)

“Rasulullah saw. tidak berperawakan terlalu tinggi dan tidak pula terlalu pendek. Beliau berperawakan sedang diantara kaumnya. Rambut tidak keriting bergulung dan tidak pula lurus kaku, melainkan ikal bergelombang. Badannya tidak gemuk, dagunya tidak lancip dan wajahnya agak bundar. Kulitnya putih kemerah-merahan. Matanya hitam pekat dan bulu matanya lentik. Bahunya bidang. beliau memiliki bulu lebat yang memanjang dari dada sampai ke pusat. Tapak tangan dan kakinya terasa tebal. Bila Beliau berjalan, berjalan dengan tegap seakan-akan Beliau turun ke tempat yang rendah. Bila Beliau berpaling maka seluruh badannya ikut berpaling.”

“Diantara kedua bahunya terdapat Khatamun Nubuwah, iaitu tanda kenabian. Beliau memiliki hati yang paling pemurah diantara manusia. Ucapannya merupakan perkataan yang paling benar diantar semua orang. Perangainya amat lembut dan beliau paling ramah dalam pergaulan. Barang siapa melihatnya, pastilah akan menaruh hormat padanya. Dan barang siapa pernah berkumpul dengannya kemudian kenal dengannya tentulah ia akan mencintainya. Orang yang menceritakan sifatnya, pastilah akan berkata: “Belum pernah aku melihat sebelum dan sesudahnya orang yang seistimewa Beliau saw.”

(Diriwayatkan oleh Ahmad bin `Ubadah ad Dlabi al Bashri, juga diriwayatkan oleh `Ali bin Hujr dan Abu Ja’far bin Muhammad bin al Husein, dari `Isa bin Yunus, dari `Umar bin `Abdullah, dari Ibrahim bin Muhammad, dari salah seorang putera `Ali bin Abi Thalib r.a yang bersumber dari `Ali bin Abi Thalib r.a.)

“Telah diperlihatkan kepadaku para Nabi. Adapun Nabi Musa a.s. bagaikan seorang laki laki dari suku Syanu’ah*. Kulihat pula Nabi `Isa bin Maryan a.s. ternyata orang yang pernah kulihat mirip kepadanya adalah `Urwah bin Mas’ud*, Kulihat pula Nabi Ibranim a.s. ternyata orang yang mirip kepadanya adalah kawan kalian ini (yaitu Nabi saw sendiri). Kulihat jibril ternyata orang yang pernah kulihat mirip kepadanya adalah Dihyah*. (Diriwayatkan oleh Qutaibah bin Sa’ad dari Laits bin Sa’id, dari Abi Zubair yang bersumber dari Jabir bin `Abdullah r.a.)

● Suku Syanu’ah terdapat di Yaman perawakan mereka sedang.
● Urwah bin Mas’ud as Tsaqafi adalah sahabat Rasulullah saw ia memeluk islam pada tahun 9H.
● Dihyah adalah seorang sahabat Rasulullah saw yang mengikuti jihad fi sabilillah setelah perang Badar. Ia pun merupakan salah seorang pengikut Bai’atur Ridlwan yang bersejarah.

“Rasulullah mempunyai gigi seri yang renggang. Bila Beliau berbicara terlihat seperti ada cahaya yang memancar keluar antara kedua gigi serinya itu.” (Diriwayatkan oleh `Abdullah bin `Abdurrahman, dari Ibrahim bin Mundzir al Hizami, dari `Abdul `Aziz bin Tsabit az Zuhri, dari Ismail bin Ibrahim, dari Musa bin `Uqbah, dari Kuraib yang bersumber dari Ibnu `Abbas r.a.).

Inilah sebagian penjelasan Imam Tirmidzi dalam kitab Syamail Muhammadiyah.

Habib Munzir bin Fuad Al-Musawa pernah memberikan komentar atas kitab karya Imam Tirmidzi ini.

“Anda carilah kitab terjemahan Syamail Muhammadiyah oleh Imam Tirmdziy, terjemahannya namanya: “Budi Pekerti Rasulullah saw”. Semua orang yang baca buku itu langsung mimpi Rasul saw, karena buku itu memaparkan seluruh budi pekerti Rasul saw, cara duduknya, cara menyisirnya, cara berpakaiannya, cara brjalannya, maka orang yang membacanya dengan seksama maka akan terbayang dalam alam pikirannya sosok sang Nabi saw, lalu muncullah dahsyatnya kerinduan, maka beliau pun muncul dalam mimpi. Bacalah buku Syamail Muhammadiyah, orang yang membaca buku itu, seakan seluruh sifat dan gerak gerik Nabi Saw sudah menerangi jiwanya, maka ia insya Allah semakin terbuka tabir antaranya dengan Rasul saw. Sungguh buku itu akan membangkitkan cinta pada Rasul saw, dan itu adalah bacaan para pecinta Rasul saw. dalam buku itu bila kita membacanya seakan akan Rasul saw sudah di depan kita.”

Demikian sosok Rasulullah SAW. Hanya melalui kitab saja, kita bisa merasakan getaran ruhaniahnya. Apalagi kalau bisa bertemu langsung dengannya, pasti tak bisa diungkapkan dengan bahasa keseharian manusia. Semoga kita dimudahkan bertemu Rasulullah, baik dalam mimpi maupun dalam keadaan sadar.

(Abu Umar)

Demikian ulasan khusu terkait Indahnya Tubuh Nabi Muhammad SAW. Semoga manfaat.

Artikel terkait baca di sini

Tonton juga berbagai video unik tentang hikmah kehidupan. Tonton di sini

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *