Humor: Kisah KH Hasyim Muzadi dan Lampu Antik

Humor: Kisah KH Hasyim Muzadi dan Lampu Antik

Humor: Kisah KH Hasyim Muzadi dan Lampu Antik

Tepatnya saya lupa di mana beliau mengisi seminar. Tapi kala itu Abah menjelaskan dan bercerita perjalanannya sewaktu ke Jepang, yang praktik tata nilai ajaran Islam ada di sekitaran tempat menginapnya. Abah pun memberikan contoh, kalau ada orang di Jepang memalsukan kualitas barang, maka tokonya langsung ditutup. “Sementara di Indonesia, keliru terus. Buah-buahan yang katanya manis, tapi nyatanya kecut”.

Bahkan suatu hari, “Saya pernah beli lampu di Jalan Surabaya. Kalau lampu yang kuno (atau antik) harganya mahal, 2,5 juta. Nah, kalau yang baru harganya cuma 650 ribu. Saya bilang, saya minta yang kuno, pak”.

“Oh iya, pak haji. Ini tinggal satu yang kuno”, kata penjualnya.

Setelah diberikan kepada saya, ternyata kogh lampu baru. Kan kelihatan sekali itu cetakan baru. Ceritanya.

“Lho… ini kan baru, pak! Bukan kuno”, kata Abah.

“Hadeuh… sampean ini kogh rewel. Sampean biarkan saja, nanti lama-lama kuno sendiri…” jawab penjualnya.

“Mati aku!…” gumam Abah.

“Wah, ini orang belum tahu siapa yang beli ini. Akhirnya saya bayar 650 ribu”, kata Abah.

“Lho pak haji, kurang ini uangnya”. cetus penjualnya.

“Ya, nanti sisanya kalau sudah kuno”, jawab Abah sambil tertawa.

“Lho… Bapak dari Sidoarjo?”, tanya penjualnya.

“Bukan, saya dari Malang”, jawab Abah.

“Malangnya mana, pak haji?”, tanyanya lagi.

“Itu kan di Malang ada Pondok Pesantren Al-Hikam, nah itu pondok saya”, jawab Abah dengan senyum.

“Waduh, bapak ini KH. Hasyim Muzadi toh… Kenapa bapak gak bilang, bisa kualat saya!”, jawab penjual sambil merundukkan kepalanya.

Begitulah kebanyakan praktik di Indonesia. Banyak orang lebih takut kepada manusia daripada sama Allah. Padahal Allah selalu melihat bahkan dalam keadaan tersembunyi sekalipun.

Semoga dengan puasa Ramadan ini bisa mengembalikan hakikat diri kita yang patuh pada-Nya, dikala sendirian maupun keramaian. Semoga Allah mengampuni dosa-dosa kita semuanya. Amin

Demikian Artikel Tentang Humor: Kisah KH Hasyim Muzadi dan Lampu Antik. Semoga Bermanfaat.

Penulis: Makmun Rasyid, Santri Kyai Haji Hasyim Muzadi.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *