Humor Gus Dur: 30 Detik dalam Misteri Satu Batang Rokok

Humor: Ketika Artis Cantik Itu Begitu Gemes Sama Gus Dur

Humor Gus Dur: 30 Detik dalam Misteri Satu Batang Rokok

Setelah lulus dari SMP pada tahun 1957, Gus Dur memulai pendidikan muslim di sebuah Pesantren yang bernama Pesantren Tegalrejo di Kota Magelang. Pada tahun 1959 ia pindah ke Pesantren Tambakberas di Kota Jombang. Sementara melanjutkan pendidikanya, ia juga menerima pekerjaan pertamanya sebagai seorang guru yang nantinya sebagai kepala sekolah madrasah.  Bahkan ia juga bekerja sebagai jurnalis Majalah Horizon serta Majalah Budaya Jaya.

Pada tahun 1963, ia menerima beasiswa dari Kementrian Agama untuk melanjutkan pendidikan di  Universitas Al-Azhar di Kairo, Mesir. Ia pergi ke Mesir pada November tahun 1963. Universitas memberitahu Gus Dur untuk mengambil kelas remedial sebelum belajar bahasa Arab dan belajar islam. Meskipun mahir berbahasa Arab, ia tidak mampu memberikan bukti bahwa sesungguhnya ia mahir berbahasa Arab. Ia pun terpaksa harus mengambil kelas remedial.

Kisah hidup Gus Dur di Mesir bukanlah sebatas kisah kuliah, perpustakaan dan nonton bioskop. Banyak kisah yang membuat orang bisa tertawa, karena memang pribadi Gus Dur sendiri yang akan selalu membuat orang lain bahagia dengan apa adanya.

Gus Dur pernah mengisahkan semasa kuliahnya di Mesir punya teman bernama Yas. Pria asal Nanggroe Aceh Darussalam ini seorang perokok berat. Kebetulan, kamarnya juga bersebelahan dengan kamar Gus Dur.

“Orang ini betul-betul seorang perokok berat. Kemanapun dia pergi, pasti di kantongnya terselip dua bungkus rokok. Yang satu sudah dibuka, satu lagi buat cadangan,” kisah Gus Dur.

Bagi seorang perokok berat seperti Yas, jangan pernah sampai telat untuk urusan rokok. Makanya, rokok cadangan harus selalu tersedia.

Gus Dur merasa perlu bicara khusus dengan teman satunya itu. Wujud rasa persaudaraan dan rasa kasih sayang dengan sesama anak rantau.

“Yas, kamu enggak pernah baca tulisan di majalah bahwa tiap satu batang rokok itu bisa memendekkan umur 30 detik?,” kata Gus Dur.

“Ya, tapi kalau saya enggak merokok, besok saya bisa mati,” jawab si Yas sambil menyulut rokok dalam-dalam.

Tentu saja, Gus Dur, Yas, dan teman-temannya yang lain tertawa terbahak-bahak. (red)

Demikian artikel tentang Humor Gus Dur: 30 Detik dalam Misteri Satu Batang Rokok. Semoga kita semua mendapatkan menfaat dan keberkahannya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *