Berita NU, BANGKITMEDIA.COM
LAMPUNG TIMUR- Di era globalisasi sekarang ini, teknologi informasi berkembang sangat cepat. Percepatan teknologi ini mempunyai dampak positif, sekaligus juga dampak negatif. Untuk itu, kaum santri harus berperan besar mengisi era digital. Jangan sampai kaum santri diam diri, karena masyarakat dunia sangat menantikan kiprah santri dalam menyebarkan dakwah Islam Nusantara yang rahmatan lil’alamain.
Demikian ditegaskan KH Muhammad Nur Hayid, Staf Khusus Kementerian Ketenagakerjaan dalam acara pembukaan Pelatihan Dakwah dan Jurnalistik Santri Pondok Pesantren Se Provinsi Lampung di Pesantren Darul Qur’an, Braja Selebah Lampung Timur, Jum’at (30/03).
“Santri itu anugerah dari Allah SWT. Menjadi santri, Insya Allah, akan bisa menjadi apa saja. Ada barokah dari pesantren. Makanya, tidak sulit menjadi jurnalis hebat. Saya sudah membuktikan diri, pernah menempati posisi penting di portal online yang bergengsi, detik.com. Ilmu dari pesantren itu basis, pondasi sangat baik untuk berkiprah di berbagai hal,” tegas Gus Hayid, sapaan akrabnya.
Gus Hayid juga menegaskan bahwa selain harus mengoptimalkan potensi menulis, santri juga harus bergerak maju dalam mengembangkan diri di era digital, yakni mengembangkan jurnalisme digital.
“Santri harus bergerak menuju era digital. Para kiai yang ngaji harus disyiarkan melalui online. Contohnya sudah banyak. Tidak cukup hanya menulis saja, tetapi juga mengembangkan diri dalam jurnalisme video. Konten di pesantren sudah sangat banyak, para kyai dan ibu nyai yang istiqomah ngaji harus bisa diakses masyarakat global,” tegas Gus Hayid yang alumni UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
“Selain itu, santri juga harus menguasai bahasa asing. Saat ini, banyak negara-negara besar dunia menunggu da’i dari pesantren. Mereka ingin da’i yang khas ala NU, ya itu ada di pesantrten. Sudah banyak permintaan yang disampaikan kepada PBNU. Makanya, santri harus bisa mengisi itu semua. Apa syaratnya? Tidak lain adalah bahasa asing. Makanya, selain mengaji kitab kuning, santri harus mengembangkan diri untuk menekuni bahasa, karena masyarakat dunia sangat menantikan peran santri hari ini,” lanjut Gus Hayid yang pernah nyantri di Pesantren Krapyak Yogyakarta.
Pelatihan yang diikuti 400 santri ini berjalan sangat meriah. Acara ini dihadiri para kiai dan ibu nyai, juga ada Kepala Kemenag Lampung Timur, pejabat Kabupaten Lampung Timur, Camat, Lurah, Kepolisian, dan tokoh masyarakat setempat. Berita Islam Terkini (naufel/md).