Gus Dur Kiai Hasyim Asy’ari dan Ketua NU Kalimantan
Ketika Muktamar NU di Cipasung, Tasikmalaya tahun 1994, terjadi dua kubu yang berseberangan sangat tajam yakni kubu Gus Dur versus kubu Abu Hasan (disokong pemerintah rezim Soeharto).
Pengurus Wilayah dan Cabang NU dari Kalimantan terutama NU Kalimantan Selatan umumnya menjadi pendukung fanatik kubu Abu Hasan karena di belakangnya ada KH. Idham Chalid, orang yang paling dihormati masyarakat Banjar.
Salah satu Pengurus Syuriah PWNU Kalimantan Selatan yakni Tuan Guru H. Adenani Iskandar, Ulama besar ahli fiqih dan menjadi dosen IAIN Antasari Banjarmasin, sangat tidak suka dengan Gus Dur bahkan bisa dikatakan sudah sampai tingkat membenci. Pokoknya apapun yang dikatakan dan dilakukan Gus Dur dianggapnya selalu salah karena dia sudah apriori dan antipati. Sudah barang tentu ia sangat bersemangat hadir di Muktamar Cipasung untuk menjatuhkan Gus Dur dan mengukuhkan Abu Hasan.
Namun apa yang terjadi, sesampainya di Cipasung saat ia memandang spanduk besar yang bergambar Hadratus Syekh KH. Hasyim Asy’ari dalam keadaan sadar dia merasakan Mbah Hasyim berdiri dihadapannya, ia ditegur dan dinasehati Mbah Hasyim agar jangan membenci cucu beliau yang tidak salah itu. Habis kejadian itu, wajahnya kelihatan pucat pasi, sudah tak bersemangat lagi untuk menjatuhkan Gus Dur bahkan kemudian berganti simpatik penuh persahabatan. (Ibnu Sami)
Demikian Gus Dur Kiai Hasyim Asy’ari dan Ketua NU Kalimantan. Semoga bermanfaat.