Guru Ngaji Juga Budayawan, Saatnya DIY Berikan Penghargaan yang Layak.
Dinas Kebudayaan atau Kundha Kabudayan DIY berencana menyalurkan bantuan terdampak Covid-19 kepada 3.281pelaku seni dan budaya di kota budaya tersebut. Akan tetapi, data pelaku seni dan budaya masih dipertanyakan banyak pihak.
Beberapa seniman dan budayawan di Yogyakarta sempat mempertanyakan data tersebut. Pasalnya tidak ada pendataan yang masif dan khusus kepada profesi ini. Umumnya hanya dilakukan pendataan melalui RT.
Sebelumnya, beredar kabar bahwa telah bersebar formulir pendataan seniman dan budayawan, akan tetapi belum jelas peruntukannya.
Menanggapi hal tersebut, anggota DPD RI asal Yogyakarta, Dr. H. Hilmy Muhammad, M.A., menyatakan bahwa bantuan tersebut perlu dikaji kembali datanya. Utamanya terkait kategori seniman dan budayawan karena sumber dananya adalah Dana Keistimewaan.
Menurutnya, kategori budayawan sangat luas. Tidak sebatas pada orang-orang yang melakukan kegiatan seni dan budaya, melainkan juga sumber dari seni dan budaya itu sendiri.
“Seni dan budaya, dalam sejarahnya tidak terlepas dari agama. Agama juga menginisiasi lahirnya kebudayaan. Jadi guru ngaji, kaum rois, modin dan kiai kampung itu juga budayawan. Mereka inilah yang bahkan menjaga substansi kebudayaan dalamĀ kehidupan sehari-hari bersama masyarakat,” kata Pengasuh PP Krapyak yang akrab disapa Gus Hilmy ini.
Menurutnya, budaya tepo seliro, sopan santun, serta nilai-nilai budaya lainnya merupakan bagian yang diajarkan oleh budayawan kategori ini. Tapi nyatanya justru kurang diperhatikan. Jika ingin mempertahankan kearifan lokal, saran Gus Hilmy, DIY sudah saatnya menghargai dan menempatkan mereka di posisi yang lebih unggul daripada budayawan yang tampil di atas panggung. Jangan hanya ditempatkan sebagai pembawa doa dalam setiap acara budaya.
Guru Ngaji Juga Budayawan, Saatnya DIY Berikan Penghargaan yang Layak.
Oleh sebab itu, terkait bantuan yang akan didistribusikan oleh Dinas Kebudayaan ini, Gus Hilmy berharap budayawan dengan kategori tersebut juga mendapatkan perhatian yang layak.
“Mereka juga sangat terdampak. Mereka tidak bisa ngaji karena pemberlakuan protokol kesehatan. Parahnya, mereka justru kurang diperhatikan,” kata senator asal Yogyakarta ini. (fai/bangkitmedia.com)