Garda Fatayat NU Lampung Siap Bertugas di Muktamar ke-34.
Pertama kali menginjakkan kaki di Tubaba (tulang bawang barat), bandara Radin Inten II, saya langsung disambut senyum bersahabat dua kader Fatayat yang ramah, Mbak Wuri dan Mbak Isura. Mbk Wuri berprofesi sebagai dosen dan Mbk Isura seorang dokter dan penyiar TV. Sepanjang perjalanan via tol dan melewati hutan karet, kami terlibat perbincangan yang mengasyikkan seperti kami ini sahabat lama yang baru bersua kembali.
Perjalanan menuju lokasi Diklat Terpadu Dasar (DTD) Garda Fatayat (Garfa) yang harus ditempuh 3 jam menjadi tidak terasa. Kami berhenti di beberapa lokasi untuk mengambil foto, seperti di Patung 4 marga yang bersejarah. Dari 4 tokoh marga ini, saya tertarik ketika penduduk setempat menyebut dewi bulan (buay bolan). Menurutnya, Marga Buay Bolan diambil dari nama tokoh perempuan pendiri desa setempat. Patung sang dewi juga tampak berwibawa dan terdapat aura magis di matanya. Merinding lho kalo ke tmpat ini sendirian.
Lalu, kami bergeser beberapa kilometer dari lokasi pertama, dan berfoto di patung Rato Nago Besanding yang penuh misteri karena banyak legenda di balik patung ini, termasuk nama naga yang diambil dari nama desa tersebut yakni tulung nagou/rawa naga. Kami juga berhenti sholat di Islamic Centre dengan desain dan interior yang unik juga tamannya dengan kolam yang penuh ikan menjdi tempat wisata menarik.
Sampai lokasi acara DTD Garfa, didampingi Mbak Wirda (Ketua PW Fatayat NU Provinsi Lampung) dan tim, saya bahagia sekali melihat antusiasme peserta dan panitia. Peserta tidak beranjak mengikuti kegiatan hingga larut malam. Dari perbincangan dengan sahabat Fatayat di sana, ghiroh ber NU memang luar biasa di Lampung. Lokasi yang berjauhan antar kecamatan, desa, dan kabupaten tidak menyurutkan untuk berkhidmat di NU.
Tidak heran Lampung dipilih menjadi lokasi Muktamar NU karena saya menyaksikan sendiri bagaimana geliat warga NU di sana. Saat DTD Garfa itu, bersamaan dengan PKPNU yang pesertanya 300 lebih dalam satu angkatan sehingga dalam waktu singkat ribuan kader NU dibaiat. Kader PMII yang mengantar saya ke manapun pergi, si kembar, juga mengirim foto sedang terselenggara Mapaba. Demikian juga di beberapa tempat yang saya lewati terpampang plang NU dan kultur NU seperti puji-pujian di masjid serasa nuansa di Jatim tempat saya lahir.
Garda Fatayat NU Lampung Siap Bertugas di Muktamar ke-34.
Sebelum pulang, saya didampingi Ning Nia Kurniati Khalil, dosen dan pengurus PW Fatayat NU Lampung, sowan ke KH Muhsin Abdillah, Rais Syuriah PWNU Lampung, Pengasuh Pondok Pesantren Darus Sa’adah Lampung Tengah, tuan rumah Muktamar ke-34 NU mendatang. Beliau dan keluarga sangat ramah menyambut kehadiran kami dan menceritakan persiapan muktamar. Tak lupa kami mohon doa kepada beliau untuk Garfa dan Fatayat. Alhamdulillah, Garfa Lampung siap bertugas di arena Muktamar. Putri beliau juga mempersilakan kami agar datang ke kebun anggrek di pesantren, yang konon anggrek pesantren ini sudah masuk ke istana negara juga.
Untuk para muhibbin, jangan khawatir karena di Muktamar ini juga disiapkan beberapa tempat untuk menginap. Saya juga sowan ke sahabat dan senior PMII Jogja Mbak Anis Handayani dan Kang Bujung, juga bertemu sahabat serayon Syariah Okta Rijaya. Untuk sahabat PMII yang datang ke Muktamar juga ada tempat yang disiapkan. Alhamdulillah.
Yang tak terlupakan kami juga sowan ke Mbak Nyai Hayatun Amanah dan Mas Kyai Agus Widodo, pengasuh ponpes Raudlatul Huda, Pesawar. Santrinya 800-an lebih dan yang membuat saya kagum adalah kesederhanaan dan tawadhu’nya sahabatku ini, meski memiliki pengaruh yang luar biasa dalam perkembangan NU di daerahnya. Perempuan hebat.
Di Lampung, jangan lupa kuliner khas, seperti mie pecel, sayur jantung pisang, keripik pisang aneka rasa, juga bakso tenar Pak Soni. Juga produk songketnya.
Bahagia di Lampung karena sambutan warganya yang juga membahagiakan. Mengutip Mas kembar kader PMII, Mas Bangun Asmara dan Mas Dian, “Kalo ibu ke Lampung, siap menerima info dan petunjuk.”
Terima kasih sahabat PW Fatayat NU Lampung, mbak Wirda sekeluarga dan tim, Mas Kembar, Mbk Anis dan Mas Buyung, Mbak Nia, Mbak Hayatun dan keluarga atas kebaikannya. Mohon maaf bila ada salah dan khilaf.
Kebahagiaan bertambah karena di saat bersamaan diadakan DTD Garfa di PW Fatayat NU Jateng. Selamat untuk sahabat Tazkiyyatul Muthmainnah, Mbak Ida Misbahatul Hidayati, dan seluruh sahabat Fatayat NU Jateng.
Lampung, 19-21 November 2021.
Penulis: Khotimatul Husna, Ketua PW Fatayat NU DIY.