Oleh : Al Habib Habibi bin Fauzi Al Athos
Di bulan yang penuh dengan rahmat ini, Allah ta’ala mempermudah kita untuk dapat berdzikir kepada Allah, bersholawat kepada Rasulullah dan insyaallah pertanda kita menjadi orang-orang yang kelak dicintai oleh Rasulullah saw.
Dalam suatu riwayat dikatakan, “Seseorang itu kalau ditakdirkan sama Allah untuk masuk ke surganya Allah, maka di muka bumi di permudah untuk mengerjakan ibadah. Seseorang itu kalau di masa hidup dia mudah berdzikir kepada Allah, mudah datang ke tempat-tempat yang baik dan dia kerjakan dengan senang hati, insyaallah tempatnya di surga. Dan apabila yang ditakdirkan sama Allah sebagai penghuni neraka, maka orang tersebut ketika masih hidup di muka bumi dia dipermudah untuk mengerjakan maksiat. Naudzubillahi min dzalik.”
Kalau kita ditanya, kita gembira tidak dengan kelahiran Rasulullah? Setiap orang kalau dapat kenikmatan pasti gembira. Nikmat uang 1 trilliun dengan nikmat datangnya Nabi Muhammad saw tidak ada apa-apanya jika dibandingkan. Rasulullah adalah nikmat yang terbesar. Adanya Rasulullah untuk menyelamatkan kita, mengenalkan kita kepada Allah, hal ini merupakan nikmat yang besar yang Allah berikan kepada seluruh umat Islam.
Dalam ayat Al Qur’an, Allah swt berfirman: “Qul bi fadhlillaahi wa birohmatihii fabidzaalika falyafrohuu” (Q.S. Yunus: 58) yang artinya: “katakanlah Muhammad dengan karunia Allah dan rahmatNya, hendaknya dengan itu mereka bergembira.”
Orang kalau dikasih rahmat sama Allah pasti mereka akan gembira. Maka wajib bagi setiap umat muslim berbahagia atas kelahiran Rasulullah saw dan sudah merupakan adat istiadat daripada orang tua kita, para leluhur, habaib, kyai yang setiap kali mengadakan tasyakuran sudah pasti membaca maulid. Misalnya, mengkhitankan anak, menikahkan, perayaan haul dibacakan maulid juga. Kenapa? Karena mereka sadar bahwasannya yang mengenalkan itu semua adalah Rasulullah dan perintah Rasulullah saw. Sebenarnya semua di kehidupan kita yang sifatnya ibadah, ketaatan pasti ada andil di dalamnya dari Rasulullah saw.
Orang-orang mengadakan majelis Maulid, perkumpulan maulid, suatu hari sangat berkah dan manfaat. Dan jangan ragu, bahwa di dalam perayaan maulid seperti ini pasti Rasulullah saw akan hadir. Karena yang dibaca adalah sholawat atas Rasulullah saw.
Dalam suatu riwayat mengatakan, “tidaklah satu seorang muslim yang membaca salam kepadaku kecuali pasti Allah kembalikan ruhku kepada jasadku supaya aku membalas salamnya.”
Dalam cerita lain, ada satu keluarga (suami – istri) di pagi hari masuk Islam karena mimpi bertemu Rasulullah saw (suami) dan istri bertemu dengannya (Rasulullah saw) waktu seorang tetangga selalu mengadakan Maulidan di rumahnya. Subhanallah, gara-gara tetangga yang suka maulidan jadi masuk Islam.
Maulid simtudduror dibuat sama Habib Ali bin Muhammad bin Al Habsyi karena ada sebab yakni supaya orang yang mendengarnya menjadi rindu kepada Rasulullah. Yakni orang mukmin yang khusus di dalam hatinya punya keimanan yang lebih kepada Rasulullah. Tapi bagi orang-orang yang hatinya sudah terukir Allah dan Rasulullah menjadikan kenyamanan, kesenangan bagi diri mereka. Semoga hati kita terikat dengan hatinya Rasulullah saw dijadikan kita semua orang-orang yang selalu cinta dan dicintai Rasulullah saw. aamiin.
*) Ceramah disampaikan dalam acara Peringatan Maulid Nabi, Wisuda TPQ, Haul Muassis, dan Harlah ke-42 Pondok Pesantren An-Nur Ngrukem, Bantul, Ahad Malam (18/11/18). Disarikan oleh Naila Alfun Najah, Mahasiswi Magang UIN Sunan Kalijaga