Gandeng LAZISNU, UPZIS PT Pindo Deli Karawang Sukses Kelola Zakat Karyawan

Gandeng Lazisnu, UPZIS PT Pindo Deli Sukses Kelola Zakat Karyawan
Pengurus UPZIS PT Pindo Deli Karawang, Jabar saat kunjungan ke PW LAZISNU DIY, Sabtu (11/1/2020)

YOGYAKARTA, BANGKITMEDIA.

Sabtu (11/1/2020), dalam acara silaturrahim UPZIS PT Pindo Deli Karawang Jawa Barat ke PW LAZISNU DIY, terungkap kisah sukses UPZIS PT Pindo Deli dalam mengelola zakat karyawan setelah menggandeng LAZISNU. Kisah tersebut diceritakan langsung oleh salah seorang pengurus UPZIS PT Pindo Deli, Ahmad Supriyadi.

“PT Pindo Deli adalah perusahaan terbesar di Karawang. Di Karawang itu ada 1600 perusahaan dan PT Pindo Deli yang terbesar. Memiliki delapan ribu karyawan. Kami produksi kertas dan tisu,” jelas Ahmad mengawali ceritanya.

“Tahun 2006, pengurus Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) PT Pindo Deli membuat UPZIS. Saat itu karyawan PT Pindo Deli mencapai 12.000 karyawan. Awalnya kami menginduk ke Baznas,” kata Ahmad.

Kami, lanjut Ahmad, menarik zakat dari karyawan dengan cara memberi formulir ke mereka. Di formulir tersebut sudah lengkap. Ada keterangan gaji, besaran zakat yang harus dikeluarkan.

“Tapi, besaran zakat ke UPZIS terserah karyawan. Kami bekerja sama dengan serikat pekerja dan HRD. Jadi karyawan yang sudah sepakat, akan langsung dipotong gaji. Dana akan masuk ke rekening UPZIS,” tambah Ahmad.

Ahmad kemudian menceritakan bahwa saat awal-awal, pengelolaan dana cukup enak. Pengurus Baznas periode 2006-2016 itu mempercayakan penuh pengelolaan zakat ke UPZIS PT Pindo Deli.

“Pindo Deli itu ada tiga lokasi. Fokus saat itu santuni duafa, yatim, guru ngaji dan marbot. Pendapatan waktu itu 25 juta perbulan. Kemudian 2016-2017 ada perubahan kepengurusan di Baznas. Kebijakannya berbeda, tidak mengijinkan UPZIS mengelola zakat sendiri,” kata Ahmad.

Saat itu juga, lanjut Ahmad, kami lepas dari Baznas, karena kami mempunyai tanggung jawab terhadap dana yang kami kumpulkan.

“Kami akhirnya memikirkan legal standing UPZIS PT Pindo Deli. Kemudian Pak Gatot ini kebetulan Ketua MWC NU, maka kami menginduk ke LAZISNU, dibuatkan SK,” jelas Ahmad.

Peningkatan Luar Biasa

Tahun 2018, kata Ahmad, kita fight. Kami kemudian kesulitan mengelola dana yang besar. Setelah gabung dengan LAZISNU, kami mendapatkan banyak bimbingan dan juga dilibatkan dalam banyak kegiatan.

“Misalnya ada kegiatan Jum’at barokah.  Tim LAZISNU keliling ke beberapa daerah membagikan santunan. Kami ikut di sana. Begitu mulai gabung dengan LAZISNU, peningkatannya luar biasa. Tahun 2018, terkumpul dana 24-25 juta sebulan. Saat ini sudah mencapat 35 juta. Bahkan ada beberapa orang yang dengan sukarela memotong gajinya  sebesar dua juta,” tegas Ahmad.

Ahmad mengakui bahwa peningkatan tersebut karena adanya transparansi pengelolaan. Jadi karyawan mengetahui dana tersebut digunakan untuk kegiatan yang bermanfaat.

“Dari situ, kami berpikir bahwa potensinya UPZIS PT Pindo Deli ini besar sekali. Dana yang kami kelola itu dana zakat, zakat fitrah, infaq dan yatim. Pernah mengadakan santunan seribu anak yatim,” kata Ahmad.

Akan tetapi, lanjutnya, Ketua PWNU Karawang melarang penyaluran dana zakat untuk anak yatim.

“Kami kemudian berinisiatif membuat kotak khusus anak yatim di masjid. Satu bulan bisa menghasilkan 8 juta. Dana yang terkumpul itu kita gunakan khusus untuk anak yatim. Tidak kami gunakan untuk yang lain. Dan setiap ada dana, langsung habis. Saldo selalu di bawah 500 ribu,” jelas Ahmad.

Setelah banyak belajar dengan tim LAZISNU, kami kemudian mengembangkan zakat produktif.

“Kami mulai menyasar ke para pengusaha mikro, tukang gorengan, guru pesantren. Dana yang kami tasyarufkan itu kisaran 500 ribu sampai 1 juta. Alhamdulillah sudah jalan,” kata Ahmad.

Kalau untuk dana anak yatim, lanjut Ahmad, kami menggandeng beberapa panti asukan.

“Kami juga meminta bantuan para karyawan agar memperhatikan kalau ada anak-anak yatim di lingkungan masing-masing. Kami minta agar para karyawan peduli terhadap lingkungan,” jelas Ahmad.

Untuk mempermudah bendahara dalam mengelola dana dari karyawan, Ahmad menjelaskan bahwa UPZIS PT Pindo Deli membuat tiga rekening berbeda sekaligus. Ada rekening khusus zakat, infaq dan juga rekening untuk dana anak yatim.

Ahmad juga menjelaskan bahwa meskipun kerja sama dengan LAZISNU, UPZIS PT Pindo Deli tidak memiliki kewajiban setor ke LAZISNU. Hanya saja dalam Rakornas, pendapatan dari UPZIS PT Pindo Deli disebutkan.

Pada kesempatan tersebut, Ahmad juga menceritakan bahwa tantangan terberat dalam mengelola UPZIS PT Pindo Deli adalah pendekatan ke manajemen perusahaan.

“Selain itu, kami kan statusnya sebagai karyawan. Jadi harus pintar membagi waktu di sela-sela kerja,” kata Ahmad.

Kami biasanya, lanjut Ahmad, berembugnya pas istirahat. Hanya sekitar lima belas menitan setelah shalat zuhur.

“Setelah rembukan singkat kami, langsung bubar, karena makan dan pukul satu harus masuk kerja lagi,” kata Ahmad.

Ahmad kemudian memberikan masukan kepada LAZISNU DIY agar melakukan pendekatan kepada perusahaan-perusahaan yang ada di DIY. (Rokhim)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *