Berita NU, BANGKITMEDIA.COM
BANTUL – Hari ini Rabu, 15 Agustus 2018 pukul 14.00 saya didatangi petugas Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Kantor untuk mengklarifikasi Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) yang setiap tahun diperbarui.
Saya memperkirakan pertanyaan KPK seputar kebenaran informasi aset tetap & bergerak yang saya laporkan, meliputi tahun & harga perolehan, sumber dana & dokumen pendukung. Kalo soal ini, 100,37% saya siap.
Keringat dingin perlahan mengucur ketika KPK mengklarifikasi mutasi debet-kredit dalam beberapa rekening bank saya. Terdapat transaksi debet-kredit berupa transfer dari dan ke beberapa nama perempuan: Lina, Tika, Tutik, Siwi, Nuri yang terjadi 4 hingga 10 tahun yang lalu. Tampaknya KPK sengaja mengambil sample nama-nama perempuan. Celakanya, saya benar-benar lupa nama-nama itu, lalu saya katakan pada petugas KPK, “Sungguh Pak, nama-nama itu bukan pacar saya, apalagi istri saya. Saya malah enggak teringat sedikitpun siapa mereka.”
Lalu petugas menjelaskan pertanyaanya, “Fokus kami bukan soal hubungan Pak Wabup dengan para perempuan itu, tapi transaksi-transaksi itu untuk urusan apa?” Aku terdiam, memori otakku bekerja keras untuk temukan makna transaksi-transaksi itu tapi tak berhasil.
“Barangkali kami bisa bantu memulihkan ingatan Bapak. Ini rekam transaksi rekening Bapak,” kata petugas KPK sembari menunjukkan laptopnya, berisi informasi detail seluruh mutasi rekeningku sejak tahun 2004.” Kucermati halaman demi halaman tanggal-tanggal aktifitas debet-kredit sejak 14 tahun yang lalu!. Dan, alhamdulillah misteri tentang para perempuan itu akhirnya terkuak. Mereka adalah marketing hotel, bendahara setwan DIY, travel agent & kolega perusahaan dimana saya pernah bekerja. Seketika itu pula makna transaksi-transaksi itu terungkap secara terang benderang, legal dan halalan thayyiban.
Selesai menandatangani Berita Acara, para petugas “Raqib-Atid” itu pamit pulang. Kucuran keringat di badanku mulai mereda, dingin AC ruanganku mulai terasa. Tepat 16.30 akupun bergegas pulang dengan riang gembira. Alunan lagu Jamal Mirdad “Noda Hitam” dari tape mobil terdengar lebih indah. Tak biasanya aku mampir warung saat pulang ke rumah. Kali ini aku beli 2 bungkus kentang crispy untuk anak bungsuku, Naila.
Oleh: H. Abdul Halim Muslih, Wakil Bupati Bantul