Sejarah perjuangan kaum muda Nahdlatul Ulama selalu gigih berjuang mewujudkan Indonesia merdeka. Sebelum Gerakan Pemuda Ansor didirikan, mereka banyak bergabung dalam pasukan Hizbullah.
Pada tanggal 24 April 1934, Gerakan Pemuda Ansor didirikan oleh KH Wahab Chasbullah. Empat belas tahun setelah Jam’iyah Nahdlatul Ulama didirikan. Lahir sebagai panggilan kebangsaan, bangkit lepas dari kaki tangan penjajah. Gerakan Pemuda Ansor dan Barisan Ansor Serbaguna (BANSER) pasukan inti Gerakan Pemuda Ansor dalam menjaga keutuhan NKRI.
Resolusi Jihad Fii Sabilillah NU tanggal 22 Oktober 1945 juga merupakan salah satu bukti umat Islam Indonesia selalu menjadi barisan terdepan dalam menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesai (NKRI). Dengan hal ini semangat umat Islam semakin menggebu-gebu untuk berperang mengalahkan penjajah, disisi lain mereka juga merindukan masti syahid yang sudah dijanjikan surga oleh Allah SWT.
Pada tahun 1948 dan 1965, GP Ansor hadir di saat Partai Komunis Indonesia (PKI) melakukan makar dan pemberontakan. Di saat negeri ini mengharapkan kehadiran GP. Ansor, kaum muda pengawal para ulama dan NKRI ini selalu tampil ke muka. Bagi Gerakan Pemuda Ansor, NKRI adalah segala-galanya, harus dipertahankan sampai titik darah penghabisan. Bagi Gerakan Pemuda Ansor NKRI adalah Harga Mati.
Berjuangan selanjutnya adalah upaya menangkal bahaya radikalisme, bahkan bisa mengarah ke terorisme. Perjuangan ini tidaklah gampang. Alih-alih mengajak orang untuk bersama-sama menjadikan radikalisme sebagai musuh bersama (common enemy), malah kita yang menjadi bulan-bulanan diserang dan dibully, dicaci dan dihina, dituduh dan difitnah.
Hampir tiap hari Gerakan Pemuda Ansor dan Banser tidak pernah sepi dari fitnah, cacian, makian, bulying dan sumpah serapah dari mereka yang merasa terganggu kepentingannya. Pertanyaannya, mengapa mereka membully atau menyerang Ansor-Banser? Bukan organisasi kepemudaan lainnya? Tentu bukan tanpa sebab, ada agenda besar mereka yang terganggu dengan keberadaan Ansor-Banser lengkap dengan gerak langkahnya di nusantara ini.
Kelompok yang rajin membully Ansor-Banser meyakini bahwa siapapun yang berbeda keyakinan (the other) adalah mengancam makanya harus dijauhi, dilawan, dibenci bahkan dipandang kafir yang haram baginya bergaul dengannya. Jadi mereka memusuhi Ansor-Banser, karena Ansor Banser mempunyai tekad perjuangan menjaga NKRI dan mereka tidak menghendaki umat Islam Indonesia hidup rukun dalam bangunan nation state bernama Indonesia.
Bagi Ansor dan Banser menjaga ulama adalah kewajiban karana al-‘Ulamaau Waratsatul Anbiya’ (Ulama adalah pewaris para Nabi). Jangan coba-coba menghina ulama, pasti akan berhadapan dengan Ansor-Banser. Sudah banyak orang dan kelompok yang karena mengina kyai dan Ulama NU harus beradapan dengan Ansor Banser.
Itulah kenapa Gerakan Pemuda Ansor dan banser selalu dibenci, difitnah, dicaci, dimaki, dibully dan sumpah serapah dari mereka yang merasa terganggu kepentingannya, terutama kelompok yang menginginkan merubah NKRI menjadi Khilafah (Daulah Islamiyah) dan selalu memusuhi Kiyai dan Ulama NU sebagai bagian dari pendiri dan penjaga NKRI.
(Abdul Muiz, Kader GP Ansor DIY)