Di UNU Yogya, Syekh Fadhil al-Jailani Kisahkan Karya Kakeknya Tersebar di Eropa

Syekh Syarif Fadhil al-Jailani Berkunjung ke UNU Yogyakarta

Berita NU, BANGKITMEDIA.COM

Yogyakarta – Syekh Syarif Fadhil al-Jaelani yang merupakan cicit ke 25 Syekh Abdul Qodir Al Jaelani pada Kamis, (12/09) mengunjungi Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Yogyakarta.

Kunjungan ulama besar Turki ke UNU ini merupakan kunjungan yang oleh UNU dikonsep sebagai acara silaturahim Haul Akbar Syekh Abdul Qodir Al-Jailani.

Syekh Syarif Fadhil al-Jaelani berceramah membahas tentang “Pemikiran dan Pengaruh Syekh Abdul Qodir Al-Jailani dalam Peradaban Islam”.
Menyambut kunjungan Syekh Syarif Fadhil al-Jailani di UNU, KH Mas’ud Masduki (Rais Syuriah PWNU DIY) mengatakan
“Sebuah kebahagiaan luar biasa, UNU kedatangan Ulama Besar.”

Menyambut kunjungan Syekh Syarif Fadhil al-Jailani di UNU, KH Mas’ud Masduki (Rais Syuriah PWNU DIY) mengatakan

“Sebuah kebahagiaan luar biasa, UNU kedatangan Ulama Besar.”

Menyambut kunjungan Syekh Syarif Fadhil al-Jailani di UNU, KH Mas’ud Masduki (Rais Syuriah PWNU DIY) mengatakan

“Sebuah kebahagiaan luar biasa, UNU kedatangan Ulama Besar.”

Kiai Mas’ud Masduki juga menambahkan bahwa kehadiran Syekh Syarif Fadhil al-Jailani akan memberikan inspirasi, bahwa UNU ini akan bangkit, menumbuhkan generasi-generasi islam yang tangguh.

Sekitar pukul 14.30 WIB Syekh Syarif Fadhil al-Jailani menaiki podium yang telah disediakan, di aula lantai 2 UNU Yogyakarta, Jl Lowanu 47, Sorosutan, Umbulharjo, DIY. Dengan diiringi lantunan solawat oleh grup hadrah UNU Yogyakarta.

Pada awal ceramah, syekh Syarif Fadhil al-Jailani mengungkapkan rasa amat terkesan dan berterimakasih atas sambutan untuk dirinya di kampus UNU.

Syekh Syarif Fadhil al-Jailani mengungkapkan, sudah 41 tahun semenjak tahun 1978 dirinya mencari dan meneliti literatur-literatur karya Kakeknya (Syekh Abdul Qodir al-Jailani), yang bahkan tersebar sampai ke Eropa.

Dalam tempo 41 tahun itu, sudah diketahui dan diyakini setidaknya terdapat 100 literatur karya Syekh Abdul Qodir al-Jailani. Di antaranya yang sudah dihimpun sebanyak 46 kitab. 25 diantaranya sudah dicetak.

Bersama dengan Lembaga Penghimpun karya-karya Abdul Qodir al-Jailani di Jakarta, 25 Kitab berbahasa arab akan diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia agar bisa dikaji di Indonesia.

Syekh menceritakan potret lembaga pendidikan kakeknya (Syekh Abdul Qodir al-Jailani) pada masa kejayaan Islam di Baghdad yang sangat inklusif. Kakeknya membuka lembaga pendidikan tidak hanya untuk kalangan Islam saja.

Orang yang belajar di lembaga itu pun tidak dipungut biaya. Kakeknya sangat memprioritaskan anak yatim dan dhuafa untuk bisa belajar tidak hanya ilmu agama, melainkan sains dan astronomi pun dipelajari.

Beberapa pesan penting Syekh Syarif Fadhil al-Jailani agar Islam bangkit disampaikan kepada hadirin yang mayoritas anak muda, santri, mahasiswa, dan pengurus-pengurus NU di DIY.

Pesan-pesan itu di antaranya, kita perlu berupaya memberantas kebodohan dengan ilmu.

Menurutnya ilmu adalah cahaya, dan kebodohan adalah kedholiman atau kegelapan.

Selanjutnya membebaskan diri dari perselisihan, serta menopang anak yatim dan fakir miskin agar dapat melanjutkan pendidikannya.

Pada penghujung ceramah, syekh Syarif Fadhil al-Jailani menyampaikan wasiat kakeknya bahwa urusan ilmu adalah urusan di atas segala-galanya. Ilmu harus menjadi prioritas utama yang akan menjadi modal besar bagi kebangkitan Islam.

Acara yang berjalan hangat ini berakhir pukul 17.00 WIB. Prof Purwo Santoso selaku Rektor UNU, menyampaikan penutup dengan ucapan terimakasih kepada syekh Syarif Fadhil al-Jailani, selaku tamu istimewa yang telah membagi pengetahuan dan teladan Syekh Abdul Qodir Al-Jailani kepada semua yang mengahadiri acara. (Fariz)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *