Al-Qur’an banyak menyebut kisah Bani Israel (keturunan Ya’kub as, keturunan Ibrahim as). Selain Israel, keturunan Nabi Ibrahim as yang disebut dalam al-Qur’an adalah Ismail (namun tanpa menyebut Bani Ismail).
Ibrahim memiliki dua putra Ismail dan Ishak, lalu Ishak punya putra Ya’kub dan Ishau. Selanjutnya, Ya’qub punya 12 anak yang diantaranya Yusuf, Bunyamin, Lewy dan Yahuda. Kedua belas anak-anak Ya’kub inilah yang secara biologis disebut Bani Israel. Musa, Harun, Ilyas dan Ilyasa merupakan nabi-nabi bani Israel dari keturunan Lewy. Sedangkan Daud, Sulaiman, Zakariyya dan Yahya merupakan nabi-nabi bani Israel dari keturunan Yahuda. Dalam tradisi patrilineal, sulit mengatakan bahwa Isa as adalah Bani Israel, karena klaim agama mengatakan ia tidak punya bapak, alias gak punya darah Israel sekalipun Ibunya orang Israel. Sementara Nabi Muhammad saw tidak disebut bani israel karena diyakini beliau adalah keturunan Isma’il.
Ada banyak pengertian tentang Israel. Sebagian mengatakan Israel adalah kekasih Allah (Isra=kekasih, El=Allah). Kitab kejadian 32: 28 menyebut Sara (bergumul, melawan) & El (Tuhan). Narasi lain mengatakan Isra (perjalanan malam oleh Ibrahim) dan El (Tuhan) untuk Israel, setara dengan Isma’ (mendengar) dan El (Tuhan) untuk Ismail. Al-Qur’an bisa jadi menggunakan ketiga narasi Israel ini untuk menghilangkan stigma sejarah terhadap komunitas Israel dari prilaku yahudi dan haaduu, Haud. Israel sepertinya merujuk pada tradisi kenabian, sementara yahudi, haaduu & haud merujuk pada prilaku atau tabiat manusia. Sayangnya, cukup sulit mencari padanan bahasa Indonesia untuk keduanya. Namun gejalanya terulang lagi, saat kita sebut keturunan Nabi Muhammad saw dengan sebutan Habaib (para kekasih, jika banyak), atau Habib (kekasih, jika tunggal) seperti sebutan Israel (kekasih Allah). Sama-sama tradisi kenabian.
Hanya saja, saat tabiat manusia disebut Yahudi dan gaya hidupnya disebut Haaduu, entah apa sebutan kita untuk tabiat dan prilaku Habaib.
Bisa jadi thesa ini keliru. Mohon masukan dari segenap pihak. Matursuwun
….
#Dwarrr… Rekonstruksi Kemakmuran Bangsa dalam Surat al-Baqoroh. Ngaji di Pesantren Joglo Alit
Penulis: Muhamamd Qowwim