Sejak Kiai Ma’ruf berlabuh di ranah politik praktis, maka beliau akan diperlakukan orang lain sebagai politisi bukan sebagai seorang kiai. Semua titik lemah dan kekurangannya akan dibongkar oleh lawan-lawan politiknya hingga serat-serat terdalamnya.
Lawan-lawan politik Kiai Ma’ruf tentu tak menginginkan beliau bertahta di istana. Mereka tak akan tinggal diam. Berbagai tipu muslihat akan dilakukan hingga Kiai Ma’ruf gagal mengetuk pintu kekuasaan.
Saat Kiai Ma’ruf mendapat serangan dari segala penjuru mata angin itu, maka warga NU perlu menahan diri. Jangan gampang marah dan emosi. Hindari perbuatan melawan hukum.
Hadapilah lawan-lawan politik Kiai Ma’ruf dengan cara-cara elegan. Sebab, berpolitik dengan akhlak terpuji adalah ciri permainan politik kaum santri.
Sabtu, 11 Agustus 2018
Salam,
Dr KH Abdul Moqsith Ghozali, Dosen UIN Jakarta dan Pengurus LBM PBNU