Berita NU, BANGKITMEDIA.COM
SEMARANG – Pendidikan memiliki nilai luhur tersendiri, di antaranya mengatur hubungan yang baik antara manusia dengan Sang Pencipta dan antar sesama manusia. Walikota Semarang H. Hendrar Prihadi SE MM menyatakan hal ini saat diwawancarai sejumlah awak media seusai Apel Hari Santri Nasional (HSN) 2018 di Balaikota Semarang, Ahad (21/10/2019) pagi.
“Yang paling penting bahwa kebersamaan ini harus dibangun, ada kelompok santri, organisasi nasionalis, dan sebagainya semua bersatu membangun bangsa kita, khususnya kota Semarang,” kata Hendi, sapaan akrabnya, “jangan menonjolkan kelompoknya, jangan menonjolkan etnis-etnisnya. Tapi harus dipikirkan adalah bagaimana kemudian dengan banyaknya kelompok, termasuk santri-santri bisa membangun bangsa ini lebih baik, lebih maju, dan lebih hebat,” imbuhnya
Menurutnya, pendidikan pesantren memiliki keunggulan tersendiri, “yang menarik dari pendidikan pesantren adalah tidak hanya mengajarkan sisi pengetahuan, tapi juga akhlak”, ungkapnya, “hablum minallah dan hablum minannas. Sehingga saya yakin justeru lulusan pesantren menghasilkan insan generasi yang lebih mumpuni karena jiwa, raga dan keilmuan tersiapkam dengan baik,” terangnya.
Walikota Semarang ini lebih memaknai perayaan HSN sebagai bagian dari cara mengisi kehidupan berbangsa dan bernegara, “kita harus ingat bahwa kita hidup di Indonesia. Semua ilmu kita, semua kemampuan kita pada saatnya nanti kita darma baktikan untuk Indonesia,” pungkasnya
Hal senada dikatakan oleh Ketua Panitia HSN PCNU Semarang, KH Ulil Albab Syaichun yang mana meriahnya perlombaan yang diadakan merupakan sarana untuk menambah persaudaraan. Bukan sebatas adu gengsi dan prestasi.
“Intinya kita cari saudara, memang kejuaraan pada dasarnya untuk menjadi juara, tapi fungsinya untuk persaudaraan,” tuturnya, “prinsipnya sedulur sewu kurang akeh, mungsuh siji wes kakean,” ucapnya mengutip petuah bijak leluhur bangsa, (memiliki seribu saudara masih kurang banyak, memiliki seorang musuh sudah terlalu banyak, jawa-red)
Perlu diketahui, peringatan HSN 2018 PCNU Kota Semarang dirangkai dengan berbagai perlombaan. Menariknya, animo pesantren dalam kejuaraan yang ada mengalami peningkatan, sehingga jumlah peserta melebihi yang telah ditagetkan Panitia. Bahkan, katanya, saat mendekati waktu temu teknik masih banyak pendaftar. Ulil mencontohkan pada lomba Futsall. Meski sudah ada 40 peserta yang telah resmi mendaftarkan, namun masih banyak tim yang berminat ikut. Hanya saja, untuk efektifitas waktu, pihaknya sengaja memberikan batasan, “kalau tidak kita batasi waktunya akan semakin lama. Ini saja sudah diperkirakan 2 hari 2 malam baru selesai,” ungkapnya.
Saat dimintai pernyataan terkait pengajuan UU Pesantren, Ulil Albab Syaichun menyatakan telah membaca, “saat ini kan masih sebatas draf ya, tapi kita sudah baca dan pelajari itu (RUU),” aku Kiai yang juga ketua RMI Kota Semarang ini. Dia berharap ada kebijakan yang dapat mengakomodir pendidikan pesantren, “harapannya ada pengakuan dari Pemerintah bahwa pendidikan non formal dari dunia pesantren memiliki andil yang cukup besar dalam mencerdaskan kehidupan berbangsa, terutama dalam hal karakter. Bahkan kurikulum 2013 banyak mengadopsi dari pendidikan pesantren,” tutupnya. (red)