Wahabi mencintai sahabat, namun membenci Ahli Bait. Syiah mencintai Ahli Bait, tetapi membenci sahabat. Sedangkan Sufi mencintai keduanya, Ahli Bait dan juga sahabat.
Perbedaan signifikan tiga kelompok di atas disebabkan perbedaan penafsiran atas teks (al-nash), baik Alquran maupun hadis.
Wahabi menafsirkan teks Alquran dan hadis melalui penafsiran kulit luar (al-tafsir al-dhahiriy). Syiah menafsirkan teks secara substantif (al-tafsir al-batiniy). Sufi menjelaskan bahwa substansi teks diperoleh melalui komunikasi manusia dengan Tuhan.
Tak dipungkiri, sikap ekstrim wahabi tidak muncul dengan sendirinya. Sikap ini berangkat dari pemahaman ayat-ayat siksa (al-‘azab), bentuk turunan (derivatif), dan beberapa peristiwa yang berkaitan dengan siksa.
Sikap longgar kaum fundamentalis juga berawal dari pemahaman ayat-ayat yang menerangkan rahmat, dermawan, ampunan, taubat, dan sebagainya.
Kesalahan wahabi adalah memutlakkan pemahaman ayat-ayat tentang siksa. Kesalahan fundamentalis adalah memutlakkan ayat-ayat tentang rahmat, dermawan, ampunan, taubat, dan lain-lain.
Pemutlakan tersebut mustahil dilakukan dengan dua argumen.
Pertama, tidak mungkin selamanya menyematkan sifat Allah sebagai pembalas dendam (al-muntaqim), tanpa mengakui Dia sebagai Pemberi ampunan dan rahmat.
Kedua, tidak mungkin bicara ampunan dan rahmat, lalu melupakan sifat-Nya sebagai pembalas dendam dan pemaksa (al-Jabbar).
Penyematan satu sifat Allah dan melupakan sifat yang lain itu menandakan bahwa Allah memiliki sifat kurang, tidak sempurna. Mustahil Allah memiliki kekurangan.
Wahabi dan Syiah sama-sama mengambil satu sisi dalam Islam dan melupakan sisi-sisi yang lain.
Islam memiliki dua sisi tersebut agar berjalan seirama. Inilah yang disebut wasathiyyah. Tidak miring ke kiri. Tidak condong ke kanan.
Dengan demikian, pemutlakan sifat taubat dapat menghilangkan rasa takut (al-khauf) atas skenario Allah (al-makr).
Pemutlakan sifat Allah sebagai pemberi siksa yang pedih dapat memupus harapan seseorang untuk memperoleh rahmat.
Karenanya, perlu ada keseimbangan. Tidak boleh hanya mengingat rahmat, lalu mengabaikan aspek yang lain. Dilarang merasakan kekerasan dan menafikan kelembutan.
Jangan sampai rasa takut yang berlebihan memupus harapan. Jangan sampai keluasan rahmat melenyapkan skenario Tuhan.
Fenomena Baru
Kemunculan fenomena-fenomena baru pada peringatan Hari Besar Islam, seperti Maulid, Isra’ Mikraj, dan sebagainya, seperti kemunculan lalat yang mengerumuni daging dan anjing yang berebut tulang di tempat pemotongan hewan.
Keberadaan lalat dan anjing di tempat pemotongan hewan itu sangat menjijikkan dan tidak sedap dipandang. Namun kemunculannya tidak serta-merta membuat daging menjadi haram dimakan. Hal ini memerlukan ketenangan berpikir dan kecerdasan berlogika.
Faktanya, wahabi telah melahirkan beberapa organisasi baru yang berbeda dengan asalnya. Begitu pula syiah memunculkan ajaran dan gerakan baru dengan sempalan-sempalan syiah lainnya. Kaum sufi, meski organisasi dan gerakannya berbeda, namun tujuannya sama, yaitu menggapai Cinta Tuhan.
Jelasnya, ketika Allah mewajibkan salat, Nabi Muhammad saw. mengajarkan tata cara shalat. Maka selanjutnya terdapat perbedaan tata cara salat. Perbedaan ringan dan tidak signifikan.
Beda halnya dengan puasa dan haji, Allah langsung memberitahukan tata cara puasa dan haji. Maka tidak ada perbedaan dalam pelaksanaannya.
Berikutnya, Allah mewajibkan zikir dan tidak mengajarkan tata cara zikir secara langsung.
Tidak adanya pengajaran langsung terkait tata cara pelaksanaan zikir, tidak menunjukkan kealpaan dan keterbatasan Allah dan Rasul-Nya. Namun hal ini bertujuan supaya pelaku zikir dapat memilih tata cara dan jalan zikir yang cocok. Tak seorangpun dapat membatasi cara, bentuk, dan waktu berzikir.
Zikir diumpamakan tukang pedaging. Ada yang spesialis pemotong daging. Ada yang ahli membersihkan babat dan usus. Ada juga yang khusus menyelesaikan kepala. Ujungnya, daging, babat, usus, dan kepala hukumnya halal dimakan.
Oleh: H. Muhammad Rofik Mualimin, Alumni Universitas Al-Azhar Mesir dan pengasuh PP Nur Hikmah, Bantul, Yogyakarta