Coblosan dan hitung di TPS usai sudah. Meski hasil final masih belum keluar, namun berdasarkan hitung cepat pasangan Pilgub Jabar No. 1 Rindu unggul. Sambil menunggul hasil akhir quick count dan pengumuman resmi KPUD Jawa Barat, mari kita tunggu saja.
Saya sebagai warga Jawa Barat telah memilih Rindu dibandingkan yang lain bukan tanpa alasan. Pertama, karena ikatan emosional sebagai warga nahdliyyin. Mati urip kula nderek Kyai, mati urip kula manut ulama. Bahkan saya pernah berseloroh, kalau ada warna darah selain merah, saya pasti memilih hijau. Hehehe..
Kedua, secara usia paling muda. Kenapa? Karena akan berpengaruh terhadap etos kerja dan produktivitas. Dan, so pasti lebih kreatif serta banyak inovasi. Lihat saja di semua perusahaan selalu mensyaratkan batas maksimal usia bagi para pelamar kerja. Pengalaman iya dibutuhkan, tetapi menurutku yang sudah uzur dan menua hempaskan mimpi untuk menjadi penguasa. Lebih baik jadilah guru bangsa, seperti lakon Semar yang mengayomi semua golongan. Menentramkan dan memberi kesejukan.
Hormat saya kepada para sepuh nan bijak bestari yang telah memilih jalan ini, seperti Gus Mus, Buya Syafi’i Ma’arif, Habib Lutfi, dan nama-nama lainnya. Silahkan tambahkan sendiri.
Ketiga, mendukung dan berpihak pada kepentingan perempuan. Sstt.. Saya kasih tahu, kubu yang onoh para elitenya doyan poligami, mengkoleksi istri, terus anak-anaknya yang masih muda belia sudah dinikahkan. Itu berat guys buat mendorong kebijakan pendewasaan usia perkawinan di Jawa Barat. Apalagi untuk mencegah dan menghentikan perkawinan anak. Saya meragukan komitmennya, wong dimana-mana mereka ceramah menganjurkan nikah muda.
Di samping itu, Jawa Barat selama 10 tahun ini dikuasai PKS telah menjadi propinsi paling intoleran berdasarkan penelitian Wahid Institute. Jadi generasi muda nahdliyyin harus bergerak agar mengembalikan Jabar sebagai propinsi yang aman, damai, menjunjung toleransi dan keberagaman.
Jadi, sekarang ngerti ya alasannya. Yuk, kita dorong kebijakan Jawa Barat yang berpihak pada kepentingan perempuan dan anak.
(Penulis: Zahrah Amin, Warga Indramayu)