Berita NU, BANGKITMEDIA.COM
YOGYA- Status Felix Siauw tentang Islam Nusantara meramaikan jagat dunia maya. Dengan penuh kebencian, Felix menyerang gagasan Islam Nusantara dan para pendukung Islam Nusantara dengan penuh amarah. Banyak yang menyarankan tabayun, malah Felix tambah marah dan menyebut pendukung Islam Nusantara sudah tertutup hatinya.
“Senada dengan tokoh lainnya yang katakan “Islam Nusantara” bukan “Islam Arab”, yang dianggap juga membawa radikalisme dan juga terorisme. Videonya ada, perlu tabayyun?,” tulis Felix di akun facebooknya (16/07).
“Mereka yang jernih hatinya akan melihat dengan jelas, kemana arah ide “Islam Nusantara” digelontorkan. Tapi yang sudah menutup hati, akan mencaci-maki,” lanjut Felix.
Baca Juga: Kenapa Yang Diserang Felix Hanya Islam Nusantara? Ini Jawabannya!
Baca Juga: Terlalu! Felix Sebut Pendukung Islam Nusantara sebagai Penista Agama dan Penghina Ulama
Status ini sangat jelas, Felix setengah-setengah dalam memahami Islam Nusantara, hanya sepotong-potong. Pemahaman ini mendapatkan respon netizen yang melihat Felix menganut aliran wahabi.
“Pemahaman agamanya HTI menganut aliran Wahabi. Bandingkan pelajaran pada pesantren NU, sejak kanak-kanak Ibtidaiyah ngaji kitab Aqidatul Awam satu paket dengan kitab fikih dasar Mabadi Fiqh, nahwunya Jurumiyah, sejarahnya Bidayatul Nihayah, akhlaknya kitab Akhlaqul Banain, terus Taklimu Muta’alim, tasawufnya Sulamut Taufiq. Anak-anak NU itu ngaji minimal 40 sampai 50an kitab untuk di kelasnya, belum kitab ngaji bandongan dan sorogan,” tulis Gustami Arif.
“Mualaf sekelas Felix Siauw pasti gak kenal dengan tradisi ngaji bersanad gini. Mereka ngaji produk tabligh akbar dan kitab politik seperti Mafahim Taqiyudin Nabhani, paling mentok ngaji Ibnu Taimiyah dari buku terjemahan. Anak muda Ansor yang ngajinya sudah level Kuliyatul Ally itu, ngaji kitabnya banyak, makanya gak gampang kagetan dan nesuan,” lanjut Gustami Arif.
“Memangnya RASULALLAH mengajarkan cara syiar Sepertimu ya felik, hanya karena dapat video dari youtube yang belum 100% kebenaranya kamu sudah berasumsi didasari kebencian hati karena beda pilihan partai lalu teriak-teriak di media juga, tapi gak berani mendatangi langsung ke yang bersangkutan 4 mata dan bermusyawarah di diskusi baik-baik… Itu namanya pecundang pengecut sama seperti teroris yang gak berani berhadap-hadapan secara gantle,” sahut Pratikno. (ich/am)