Kebiadaban terorisme menghancurkan nilai keagamaan dan nilai Pancasila. Siapa yang tak bisa hidup mulia di dunia, tak ada tempat baginya di sisi Tuhan.Teroris yang keji, hidup tak mulia, mati tak syahid.
Demikian ditegaskan Kepala UKP-PIP, Yudi Latif di akun status facebooknya, Ahad (13/05).
Yudi juga menjelaskan bahwa orang-orang yang mati syahid mewariskan kebahagiaan dan kebaikan pada kehidupan. Orang yang mati pengecut tega membunuh dan bunuh diri, yang menimbulkan kesengsaraan dan keburukan bagi kehidupan.
“Mengutuk segala aksi kekerasan atas nama firman suci. Mengajak semua memuliakan nilai-nilai kesucian dengan akhlak terpuji, yang mengedepankan cara-cara damai dan welas asih,” pungkas Yudi yang juga penulis produktif tentang Islam, Kebangsaan, dan Pancasila.
Sementara itu, Ketua Lembaga Bahtsul Masail PWNU DIY KH Fajar Abdul Bashir menjelaskan bahwa Indonesia saat ini sedang berduka. Kita semua ikut menyayangkan tragedi gereja dan semua tragedi terorisme.
“Indonesia berduka. Setelah 5 anggota Polri dibunuh, sekarang bom di Gereja Surabaya. Tangkap semua perusak bumi Allah, dan cabut kewarganegaraannya dari Indonesia.
Mohon jangan ada yang share gambar korban,” tegas Kiai Fajar.
Sedangkan budayawan dari Yogyakarta, Hairus Salim menulis dalam status facebooknya pagi ini:
“Saya sungguh sedih dan pilu membaca berita kalau pagi ini terjadi pemboman bunuh diri di tiga gereja di Surabaya. Semoga tidak ada korban jiwa dan semoga saudara-saudari Kristiani dan masyarakat lainnya selalu dalam lindungan-Nya. Ya Allah ya Tuhan lindungi negeri ini dari para pembom bunuh diri yang jahat dan terkutuk!,” tulis Hairus Salim.
Seorang kiai dan sufi yang juga Pengasuh Pesantren Maulana Rumi Bantul, Kiai Kuswaidi Syafi’i juga menulis status facebook pagi ini:
“Ledakan bom di Gereja Ngagel Surabaya pagi ini sekitar pukul 07.11 WIB, meluluhlantakkan bangunan depan gereja. Korban berjatuhan terutama wanita dan anak-anak yang sedang ikut misa pagi. Terkutuk pelaku biadab ini. Moga radikalisme segera musnah di negeri ini,” tegas Cak Kus, panggilan akrabnya. (ans)