Temu Karya Sastra: Mengasah Potensi Sastra Anak Muda DIY

Temu Karya Sastra
Temu Karya Sastra

Temu Karya Sastra: Mengasah Potensi Sastra Anak Muda DIY

Yogyakarta, Bangkitmedia.com Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta menyelenggarakan workshop kepenulisan Temu Karya Sastra pada 14-30 Juni 2022. Tahun ini merupakan tahun kedua workshop kepenulisan ini dilaksanakan. Pada Temu Karya Sastra 2022, tema yang diusung adalah ‘Daulat Sastra Jogja’.

Daulat berarti kekuatan. Daulat sastra berarti kekuatan yang dimiliki oleh sastra. Melalui karya sastra, seseorang dapat menyampaikan perasaan dan pengetahuan dengan bahasa yang dapat dinikmati oleh pembaca. Berbeda dengan berita yang menggunakan bahasa reportase, karya sastra ditulis dengan estetika sehingga lebih indah. 

Penyematan ‘Jogja’ pada tema Temu Karya Sastra 2022 adalah karena Jogja memiliki keistimewaan tersendiri. 

“Salah satu bagian dari keisimewaan adalah kekayaan yang dipunyai oleh Jogja sebagai bagian dari masyarakat modern tetapi mempunyai budaya, seni, sastra, dan aktivias sosial yang memang berciri saling sengkuyung, saling rukun, dan saling terkait satu sama lain,” tutur Yohanes Adhi Setiyoko selaku pengarah kegiatan. 

Adapun peserta Temu Karya Sastra 2022 adalah siswa SMA dan mahasiswa tingkat awal. Pemilihan peserta ini berangkat dari pemetaan usia anak muda di DIY. Menurut Adhi, remaja di usia tersebut tergolong kelompok umur potensial untuk pengembangan kreativitas karena daya imaji yang dimiliki dan secara psikologis butuh berekspresi.

“Mereka masih bisa dibentuk, mempunyai ideologi di dalam berkarya sehingga nanti ada ciri khas yang berbeda-beda dalam tulisan yang mereka hasilkan,” ungkap Adhi. 

Peserta yang mengikuti workshop kepenulisan ini merupakan hasil seleksi oleh panitia penyelenggara. 

“Banyak yang mendaftar, kemudian kita lihat biografi mereka, track record mereka, dan juga catatan-catatan tentang perjalanan kesastraaan mereka. Jadi ini tidak bermula dari nol. Mereka udah punya bekal, ra ketang sitik,” jelas Adhi. 

Hal unik yang digarap pada Temu Karya Sastra 2022 adalah workshop penulisan naskah lakon. Naskah lakon berbeda dengan cerpen dan puisi. Ia tidak hanya ditulis kemudian diapresiasi. Akan tetapi, naskah lakon juga dipentaskan. Adanya audiens menambah kompleksitas penulisan naskah lakon.

Naskah lakon juga memiliki urgensinya sendiri, yaitu kebutuhan untuk regenerasi. Sementara cerpen dan puisi memiliki banyak sastrawan, kebanyakan penulis naskah lakon adalah mereka yang telah berusia mapan. Ada kekosongan penulis naskah lakon dari kalangan anak muda. 

“Kita melihat dan membaca peta seperti itu [ada kekosongan] sehingga kita coba untuk regenerasi. Regenerasi artinya mereka yang masih muda, punya talent, dan punya ruang kreatif yang bisa dikembangkan, kita beri wawasan tentang menulis naskah lakon,” pungkas Adhi.***

Reporter: Yasmeen Mumtaz.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *