Teater Sesandhingan: Media Srawung Pesantren Kaliopak dengan Warga

Teater Sesandhingan Media Srawung Pesantren Kaliopak dengan Warga

BANTUL, BANGKITMEDIA

Teater Sesandhingan karya Mathori Brilyan kembali diputar dalam acara syukuran Pondok Pesantren Kaliopak Sabtu malam (05/10). Acara yang berlokasi di musholla pesantren itu berjudul “Syukuran Nyandhing dan Launching Film Ada Aku di Kamu.”

Teater Sesandhingan telah memenangkan juara harapan tiga dalam acara Festival Teater Bantul 2019 pada Selasa, 24 September lalu. Berkisah tentang Sarinah dan Sentot, sepasang kekasih yang ingin memajukan desa tempat tinggalnya melalui seni dan kebudayaan.

Hingga suatu hari, Sarinah meminta Sentot membuktikan cintanya. Sarinah meminta Sentot mempersembahkan sebuah pertunjukan teater untuknya.

“Seko kesenian iso dadi dalan wong bakal Sesandhingan, (dari kesenian, bisa membuat jalannya perjodohan),” jelas Mathori Brilyan mengutip naskah Teater Sesandhingan, Senin (07/10).

Penggarapan Teater Sesandhingan ini kemudian menjadi jalan srawung antara Pesantren Kaliopak dengan warga sekitar. Seperti judul naskah “Sesandhingan,” yang merupakan konsep hidup bersama dan bersinergi untuk menciptakan lingkungan harmonis.

“Kita yang saling bertetangga akan menciptakan keharmonisan melalui kesenian,” papar Brilyan dalam pers rilis Teater Kaliopak menuju Sesandhingan.

Brilyan menjelaskan, asal mula ide penciptaan karya Sesandhingan adalah keberadaan Teater Kaliopak yang berdampingam dengan masyarakat. Yakni masyarakat Dusun Kelnggotan dan Dusun Bangkel. Berharap Pesantren Kaliopak dapat membangun hidup sederhana dan bahagia bersama masyarakat, teater Sesandhingan lahir.

“Naskah Sesandhingan menjadi modal semangat Teater Kaliopak dalam membangun keharmonisan antar tetangga Pondok Pesantren Kaliopak,” pungkasnya.

Selain Sesandhingan, Teater Kaliopak selama ini juga telah menyelenggarakan beberapa acara, yaitu Memedi Sawah (Festival Teater Bantul 2018), Guyub Rukun Mbangun Ndesa (Street Performance, Pasar Performance ‘semende’, Mural Pertelon Ndeso) pada rangkaian acara Merti Kaliopak (2018). Kemudian Teater Kaliopak pernah membuat pelatihan Obah-obah #1 (2019), Obah-Obah #2 dengan tema “Tubuh dan Kepekaan Rasanya” (2019).

Selain pemutaran kembali Teater Sesandhingan, acara syukuran ini juga menjadi ajang bincang-bincang dengan para aktor pemain teater. Dibarengi juga dengan launching film “Ada Aku di Kamu” yang juga merupakan karya Mathori Brililyan, berkolaborasi dengan mahasiswa KKN Universitas Sarjana Wiyata dan Ikatan Remaja Klenggotan (IRK).

Tak hanya itu, dalam acara yang dihadiri sekitar 45 orang ini juga terdapat “kembulan bareng”. Yaitu makan bersama seluruh peserta dalam satu nampan. Acara ini kemudian berakhir sekitar pukul setengah dua belas malam setelah dimulai pukul delapan. Fikriyatul Islami Mujahidah/Rn)

*Tulisan ini adalah karya Mahasiswa KPI UIN Sunan Kalijaga yang sedang melakukan kegiatan Magang Profesi di Majalah Bangkit dan Bangkitmedia.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *