Bangkitmedia.com, YOGYA – Jajaran Pengurus Wilayah Nahdatul Ulama (PWNU) DIY dan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) RI, Arifatul Choiri Fauzi mengingatkan untuk menghentikan segala kekerasan terhadap perempuan dan anak. Aksi stop kekerasan tersebut berlangsung dalam pertemuan di aula PWNU DIY, Sabtu (19/4) yang yang para pengurus PWNU, PW Muslimat NU, GP Ansor Fatayat, IPNU dan IPPNU DIY
Pada forum ini Menteri Arifah yang didampingi sekretaris PWNU DIY Dr.H.Muhajir dan Rois Syuriyah Drs KH. Mas’ud Masduki, banyak mengungkapkan perasaannya ketika aktif di berbagai pengkaderan NU di Yogyakarta. Beliau sangat bahagia bisa bertemu dengan teman-teman waktu kuliah di IAIN Suka.
Menteri Arifah mengajak semua lapisan masyarakat untuk berperan aktif dalam menanggulangi problem kekerasan pada perempuan dan anak. “Pendidikan agama pada keluarga adalah kunci utama anak-anak kita punya akhlak yang baik”, ungkapnya.
Arifah yang juga sebagai Ketua Umum PP Muslimat NU menjelaskan, persoalan perempuan dan anak di Indonesia masih pelik. Selain intervensi kebijakan, menurutnya persoalan perempuan dan anak disebabkan pola asuh yang berubah yang kehilangan keintiman serta rasa saling memiliki.
Sebagai pemangku kebijakan, KemenPPPA ingin menjadi ruang kolaborasi untuk membersihkan masalah perempuan dan anak bersama para aktivis Muslimat NU di berbagai wilayah. “Poin pentingnya adalah peran masyarakat, sebab pemerintah akan tidak bisa apa-apa jika tanpa peran masyarakat,” tuturnya.
KemenPPPA saat ini juga masih concern terhadap pendidikan agama yang moderat (Aswaja) pada keluarga di Indonesia. Dalam analisis lapangan yang dilakukan, ditemukan bahwa ini adalah pekerjaan bersama dan peran signifikan yang harus diemban para aktivis nahdliyyin di berbagai tingkatan, terutama di lapisan bawah, agar tidak masuk paham yang lain.
Acara bertajuk Silaturahim ini diakhiri dengan doa oleh Rois Syuriyah dan pemberian cindera mata dari PPPA kepada aktivis PWNU dan Banom-Banomnya. (Arif Faozi)