Daerah Istimewa Yogyakarta adalah daerah yang sudah final sebagai bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Untuk itu, NU DIY harus bersinergi, berkontribusi, dan berkomunikasi intensif dengan Pemerintah DIY dalam membangun masyarakat DIY.
Demikian ditegaskan Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengkubuwono X dalam pelantikan PWNU DIY 2017-2022 di gedung Multipurpose UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (26/01). PWNU DIY periode 2017-2022 ini dibawah kepemimpinan KH Mas’ud Masduqi (Rais Syuriah) dan Prof. Dr. KH. Nizar Ali (Ketua Tanfidziyah).
Sultan HB X juga menegaskan bahwa media sosial (medsos) mempunyai pengaruh sangat kuat dalam memebangun NKRI. Kalau salah menggunakan, maka bisa memecah-belah bangsa. Padahal, dari Sabang sampai Merauke sudah menyatakan diri sebagai bagian NKRI. kita harus menjaganya dengan semaksimal mungkin.
“Dalam sejarah bangsa ini, NU mempunyai peran besar, jaringan yang luas. Untuk itu, saya berharap NU dengan jaringannya luas, agar berperan aktif dalam meneguhkan NKRI ini. Kita dilahirkan dengan ribuan perbedaan, tetapi itu jangan membuat kita terpecah dan saling melukai. Mayoritas mengayomi minoritas, dan minoritas bersikap baik,” tegas Sultan HB X yang juga menjadi Deklarator Ciganjur 1998 bersama Gus Dur, Megawati, dan Amien Rais.
Sultan HB X juga menegaskan bahwa demokrasi hanyalah alat, bukan tujuan. Makanya, demokrasi jangan sampai menghalalkan segala cara. Kebebasan dalam demokrasi harus sesuai dengan aturan hukum, jangan sampai demokrasi menerjang kebangsaan dan nasionalisme.
“Harapan saya, demokrasi adalah pilihan kita dalam meneguhkan kebangsaan. Binneka Tunggal Ika bukan hanya simbol, tetapi sebagai strategi perekat bangsa. Kami tidak ingin ada separatis yang memunculkan isu-isu memerdekaan diri di bumi mataram ini. Semoga pengurus baru PWNU DIY makin suses dan berbuat lebih banyak bagi umat dan masyarakat,” pungkasnya. (sibyan)