Santri An Nur Ngrukem Wakili DIY di Indonesia Mengaji Indosiar
Santri putri asal Pondok Pesantren Ngrukem, Bantul, Widdat ‘Ulya akan mewakili DIY dalam ajang Ramadan di Rumah Saja segmen Indonesia Mengaji yang disiarkan Indosiar.
Penampilan gadis kelahiran Bantul, 4 November 1997 ini, dijadwalkan pada Kamis (30/04/2020) Pukul 21.15 WIB.
Program ini merupakan kerjasama Ditjen Bimas Islam Kementerian Agama RI dengan Indosiar. Ajang berhadiah total ratusan juta rupiah ini diikuti oleh 68 qari/qari’ah dari 34 provinsi. Tiap provinsi mengirimkan dua utusan terbaiknya.
Kakanwil Kemenag DIY Edhi Gunawan dalam suratnya Nomor 996/Kw.12.6/3/BA.00/04/2020 menandaskan pihaknya mengirimkan dua qari/qari’ah yang mewakili DIY.
Selain Widdat, DIY juga mengutus Fahmi Aziz yang akan tampil pada 11 Mei 2020 mendatang.
Widdat ‘Ulya diketahui memiliki sejumlah pengalaman berlaga di MTQ Nasional. Antara lain MTQ Banten (1 Juz Tilawah); MTQ Ambon (5 Juz Tilawah); MTQ Medan (Tilawah Remaja Putri); MTQ Kalimantan Utara (STQ Cabang Tilawah Dewasa Putri); dan peserta MTQ Batam.
Semoga Widdat ‘Ulya mampu memberikan penampilan terbaiknya. Jangan lupa untuk menyaksikan pada Kamis (30/04/2020) Pukul 21.15 WIB di Indosiar. (bap)
Baca pula artikel terkait
Ponpes An Nur Ngrukem Pertama Buka Ditinjau Bupati Bantul
BANTUL, BANGKITMEDIA
Pondok Pesantren An Nur, Ngrukem, Bantul melakukan penarikan santri tahap satu. Pada tahap satu ini, para santri yang diperbolehkan masuk kembali ke pesantren adalah santri wilayah DIY. Acara ini melibatkan berbagai pihak, mulai dari kampung sampai dengan pihak pemerintah Bantul.
Acara tersebut di awali dengan upacara kedatangan santri di posko utama, IIQ An Nur. Turut hadir dalam acara ini: K.H. Muslih Nawawi selaku pengasuh pesantren, K.H. Yasin Nawawi selaku Ketua Yayasan Al-Ma’had An Nur, beserta berbagai pihak pemerintahan seperti: Kapolsek, Danramil, Tim Satgas Bantul, Kelurahan, Kecamatan, Banser, Puskesmas Sewon 1, Kemenag Bantul, dan tidak lupa para pengurus pesantren berikut tim satgasnya.
Pada kesempatan tersebut, pihak kecamatan yang diwakili Drs. Danang Irwanto menyampaikan rasa bangganya atas kesinabungan informasi antara pihak pesantren dengan pihak pemerintah.
“Saya sangat mengapresiasi sudah bikin protab sedetail ini. Dan ini jadi bukti adanya kesadaran dari pihak pesantren bahwa protab pemerintah itu bukan beban,” paparnya.
Acara penarikan santri juga dikawal oleh pihak Puskesmas Sewon 1. Pihak Puskesmas Sewon sangat senang dengan adanya kerja sama ini. Sebab, ini adalah bentuk kepedulian pesantren terhadap kasus covid-19. Dalam laporan terbaru, Bantul adalah zona hijau.
“Kami akan membantu semaksimal mungkin dari awal sampai akhir, dan saya berharap ada informasi yang terus disampaikan mengenai keadaan santri selama tahap satu ini. Bantul zona hijau untuk sekarang, tapi ini masih bisa berubah,” ucap dr. Endar
Setelah upacara itu, para petugas melaksanakan tugasnya masing-masing, sebagaimana protab yang telah disusun oleh tim satgas An Nur. Para petugas satgas An Nur juga dibantu tim medis dari Puskesmas Sewon 1, Banser, dan berbagai elemen pemerintah lainnya.
Berdasarkan informasi dari tim satgas An Nur, ada 185 santri wilayah DIY terkonfirmasi datang ke pesantren. Tim satgas An Nur telah menyiapkan sebanyak 22 ruang karantina dan 5 kamar isolasi. Para santri yang datang diantar orang tua. Setelah sampai di pesantren, orang tua tidak diperkenankan turun meninggalkan kendaraan. Tim satgas An Nur juga melakukan penyemprotan cairan disinfektan baik di kendaraan maupun santri dan orang tua. Lalu, orang tua diperkenankan pulang setelah semua syarat santri terpenuhi.
Adapun syarat santri boleh kembali ke pesantren harus membawa tiga surat. Ketiga surat tersebut meliputi: surat kesehatan dari dokter, surat pernyataan dari orang tua, dan surat dari RT/RW yang menyatakan santri tersebut telah melakukan isolasi mandiri selama 14 hari di rumah.
Pada hari Rabu (1/7) pukul 11.15 Bupati Bantul, Drs. H. Suharsono, meninjau langsung lokasi. Beliau bersama jajaran pemerintah berjumlah sekitar 15 orang, di antaranya: Hermawan Setiaji selaku asisten 1, Pulung Haryadi selaku Asisten 3, dan Sukamto sebagai kepala bagian administrasi kesra.
Dalam sambutannya, Suharsono mengajak kerja sama agar kasus covid-19 ini tidak bertambah. “Memang pasar dan sebagainya buka, tapi bukan berarti bebas. Kita mengikuti instruksi sultan. Semua harus mengikuti protokol kesehatan. Tadi pagi saya baca koran di Bantul ada kasus lagi, tapi kiriman dari Surabaya. Maka, kalau ada dari luar Jogja perlu lebih ketat, kalau perlu di-rapid test. Kami bantu, gratis,” paparnya.
Sebelumnya, Selasa (30/6) pagi, tim Banser datang dan membantu melakukan penyemprotan cairan disinfektan semua ruang isolasi dan karantina di pesantren. Selain itu, pihak PCNU dan PWNU telah melakukan tinjau lokasi persiapan pada Minggu (28/6) pagi.
Demikian ulasan khusus terkiat Ponpes An Nur Ngrukem Pertama Buka Ditinjau Bupati Bantul.
Kontributor: Ahmad Sangidu, Sekretaris umum Pondok Pesantren An Nur Bantul