Sayidina Ali ra, salah satu sahabat Rasulullah saw, yang memiliki pengetahuan ilmu yang sangat luas, sehingga disebut sebagai pintu gerbang ilmu pengetahuan. Yang telah mengemukakan kedudukan ilmu dan harta di mata Allah, di antaranya yang patut direnungkan oleh kita semua:
“Ilmu itu lebih baik daripada harta. Ilmu menjaga engkau dan engkau menjaga harta. Ilmu itu penghukum (hakim) dan harta terhukum. Harta itu kurang apabila dibelanjakan tapi ilmu bertambah bila dibelanjakan”.
“Ilmu akan membuahkan ketaatan di dalam kehidupan pemiliknya serta mengharumkan namanya setelah ia meninggal dunia. Kebaikan para pemelihara harta akan melenyap bersamaan dengan kepergiannya. Para penimbun harta (pada hakikatnya) telah mati (meskipun) mereka itu masih hidup. Adapun para ulama tetap kekal sepanjang masa. Jasad mereka telah tiada, namun kenangan tentang mereka senantiasa melekat di hati manusia.”
“Ilmu lebih utama daripada harta, sebab ilmu merupakan pusaka para Nabi, sedangkan harta adalah warisan Qarun, Firaun, dan lainnya.”
”Ilmu lebih utama daripada harta. Sebab, orang kaya harta banyak musuhnya, sedangkan orang yang kaya ilmu banyak sahabatnya.”
“Ilmu lebih utama daripada harta. Sebab, harta kalau dibelanjakan menjadi berkurang, sedangkan ilmu kalau diberikan malah bertambah.”
“Ilmu lebih utama daripada harta karena orang yang banyak harta dipanggil dengan sebutan bakhil, sedangkan orang yang banyak ilmunya disebut agung.”
“Ilmu lebih utama daripada harta. Sebab, ilmu tidak perlu penjagaan dari pencuri, sedangkan harta harus dijaga dari pencuri.”
“Ilmu lebih utama daripada harta. Sebab, pada hari kiamat, orang yang banyak harta pasti akan dihisab. Sedangkan, orang yang berilmu dapat memberikan syafaat pada hari kiamat.”
“Ilmu lebih utama daripada harta. Sebab, lamanya pengangguran dalam melewatkan waktu harta dapat rusak dan habis, sedangkan ilmu tidak akan rusak dan tidak akan habis.”
“Ilmu lebih utama daripada harta. Sebab, harta dapat menjadikan padatnya perasaan, sedangkan ilmu dapat menerangi hati.”
“Ilmu lebih utama daripada harta. Sebab, orang yang memiliki harta akan sering mengaku sifat ketuhanan, sedangkan orang yang berilmu dapat merealisasikan ibadah.”
Inilah hasil dialog antara Sayyidina Ali dan Kaum Khawarij yang fokuskan antara ilmu dan harta. Betapa berharganya nilai ilmu dibandingkan dengan harta. Ilmu tidak hanya kita perlukan di dunia tetapi juga akhirat. “Man araadad dun-ya fa’alaihi bil’ilmi, waman araadal aakhirata fa’alaihi bil’ilmi waman araada humaa fa’alaihi bil’ilmi” (HR. Imam Bukhary).
Karena itu di usia muda, bahkan untuk seterusnya seyogyaanya utamakan menuntut ilmu sebanyak-banyaknya dengan kualitas sebaik-baiknya, yang selanjutnya bisa diamalkan dengan penuh keikhlasan mengharap ridlo-Nya. Tanpa abaikan harta, tentunya. Karena harta jika dimanaj dengan baik, juga bisa menjadi modal untuk menuntut ilmu, juga bisa untuk sempurnakan ibadah kita, bahkan bisa menjaga aqidah kita. Semoga.
Prof Rochmat Wahab, Ketua PWNU DIY 2011-2016.