Relasi Thoriqoh dan Syariah Menurut Ulama.
Ada beberapa teman yang kepo bertanya tentang apa itu thariqoh. Begini, sebelum kita “tersesat” melangkah ke pengertian thoriqoh, kita perlu mengenal terlebih dahulu apa itu syariat. Sebab syariat inilah yang akan menuntun melangkah ke thoriqoh, lalu sampai ke hakekat (ma’rifat billah).
Dalam dunia persufian, Imam Al-Ghazali menjelaskan, orang tidak boleh melangkah ke thoriqoh apabila belum menyelesaikan syariatnya. Lalu apa itu syariat?
Menurut ulama sufi Syech Syihabuddin Ahmad bin Muhammad Ash-Shawi (1176-1241) adalah:
الشريعة هي الاحكام التى كلفنا رسول الله صلى الله عليه وسلم عن الله عز وجل من الواجبات والمنذوبات والمحرمات والمكروهات والجاوزات.
“Syariat yaitu, hukum-hukum yang dibebankan oleh Nabi Muhammad SAW dari Allah SWT kepada manusia berkenaan dengan hal-hal yang wajib, sunah, haram, makruh, dan jawaz (boleh)”.
Jadi, syariat itu mengenal dan mengetahui tentang hukum Islam atau bisa dikatakan mengetahui hukum-hukum fikih. Sebab tanpa mengetahui hukum fikih, tidak akan lurus dalam ber-Thoriqoh.
Kemudian setelah mendalami ilmu syariat atau fikih, barulah beranjak ke Thoriqoh. Lalu apa Thoriqoh itu? Masih menurut Syech Ahmad Ash-Shawi:
والطريقة هي العمل بالواجبات والمنذوبات والترك للمنهيات والتخلى عن فضول المباحات والاخذ بالاخواط كالورع وبالرياضة من سهر وجوع وصمت.
“Thoriqoh itu mengamalkan kewajiban-kewajiban dan kesunahan-kesunahan, meninggalkan larangan-larangan agama, menjauhi berlebih-lebihan terhadap hal yang diperbolehkan, berhati-hati dalam dalam setiap sikap, menjauhi hal-hal yang syubhat dan dengan riyadhoh (tirakat) shalat malam dan puasa”.
Dari definisi thoriqoh di atas, maka dapat difahami bahwa sesungguhnya thoriqoh itu mengamalkan syariat. Sebab orang tidak akan bisa mengamalkan kewajiban, kesunahan, meninggalkan larangan, menghindari sesuatu yang syubhat jika ia tidak memahami syariat.
Jadi antara syariat dan thoriqoh tidak bisa dipisahkan.
Setelah selesai dengan syariatnya, maka beranjaklah ke thoriqoh dengan memilih amal perbuatan yang disukai secara istiqomah.
لكل واحدهم طريق من طرق …. كجلوسه بين الانام مربيا، وككثرة الاوراد كلاصوم الصلا، وكالخدمة للناس اي العالم والمتعلم، واعمل الحطب لتصدق بمحصل متمولا.
“Setiap-tiap salah satu dari mereka (ahli thoriqoh) telah mengambil satu jalan dari beberapa jalan (thoriqoh). Seperti istiqomah duduk menjadi murabbi atau mengaji dan mengasuh santri, ada yang memilih memperbanyak wirid, puasa, dan shalat, ada yang memilih berkhidmah kepada kyai dan santri, dan ada yang bekerja keras untuk menghasilkan uang agar bisa selalu sedekah secara istiqomah”.
Itulah pengertian thoriqoh dan pengamalannya.
Penulis: Kyai Fajar Abdul Bashir, Ketua LBM PWNU DIY dan Pengasuh Pesantren Ar-Risalah Bantul.