PURWOREJO, BANGKITMEDIA
“Melihat track record alumni dari STAINU Purworejo, kami dari Prodi PIAUD selalu optimis untuk melahirkan akademisi dan praktisi AUD yang kompeten, religius dan mampu berdaya saing di mana pun dan kapan pun. Memang kami menyadari, masih ada banyak kekurangan. Namun semangat juang kami untuk membesarkan Prodi PIAUD STAINU Purworejo ini tidak cukup sebatas khayalan semata, melainkan doa dan usaha adalah prioritas utama.”
Demikian disampaikan Kaprodi Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD) STAINU Purworejo Nurjanah, S.Sos.I.,M.Pd dalam sambutannya di acara pembukaan Visitasi Akreditasi Program Studi PIAUD Purworejo, Jum’at (23/8/2019).
Hadir dalam acara tersebut dua asessor dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi yakni Dr. Parwoto, M.P.d dari Universitas Negeri Makassar dan Dr. Rohimi Zamzami, S.Psi., S.H, M.Pd.Psi dari Universitas Muhammadiyah Jakarta. Selain itu, hadir juga Ketua Yayasan Pendidikan Islam Nahdlatul Ulama (YASPINU) Purworejo, Ketua STAINU Purworejo, Kementerian Agama Purworejo, Dinas Pendidikan Kebudayaan dan Olahraga Purworejo , Ikatan Guru Raudlatul Atfal (IGRA) Purworejo, Ikatan Guru Kanak-kanak (IGTK) Purworejo, Himpaudi Purworejo, dan guru-guru RA/TK, KB, TK, Pos Paud Purworejo
Nurjanah menjelaskan bahwa meskipun belum genap setengah windu didirikan, PIAUD STAINU Purworejo berkembang pesat.
“Kita sudah memiliki Laboratorium PIAUD sebagai sarana praktikum mahasiswa, MoU dan kerjasama dengan PAUD/RA/TK di Kabupaten Purworejo. Oleh karena itu, baru bukan berarti tidak berkualitas; lawas pun bukan berarti tak bermutu. Karena prinsip kami di era saat ini adalah bukan siapa cepat dia dapat, melainkan siapa tanggap, maka ia akan cepat dapat,” tegas Nurjanah.
Selain itu, Nurjanah juga menjabarkan tiga pedoman Prodi PIAUD STAINU Purworejo dalam menghadapi era revolusi industri 4.0. Ia menyebutnya dengan Teori Trikon.
“Pertama, kontinuitas, yakni melanjutkan budaya leluhur bangsa yang mengandung nilai-nilai positif. Kedua, konvergensi yaitu membuka peluang bagi budaya manca untuk berakulturasi dengan budaya Indonesia. Ini menyimbolkan bahwa budaya kami dari kampus Islam, terutama Program Studi PIAUD (PAUD Islam) tidak menutup diri dengan budaya di luar PIAUD/PGRA, misalnya kami terus mencoba update tentang berita, maupun kebijakan pemerintah terkait pendidikan dan anak-anak, dsb,” kata Nurjanah.
Ketiga, lanjut Nurjanah, konsentrisitas yaitu hasil pertemuan budaya manca dengan budaya Indonesia hendaknya dapat menghasilkan budaya (nilai-nilai) baru yang bermakna.
“Ini berarti kita musti mengintegrasikan antara kearifan lokal (local wisdom) dengan modernitas, sehingga dalam perkembangannya akan menghasilkan interaksi dan interkoneksi, membentuk suatu nilai yang di sisi lain mampu mempertahankan kearifan, namun di lain sisi juga bertindak ke depan ke arah yang lebih maju,” tandasnya.
Di akhir sambutannya, Nurjanah berharap bahwa visitasi akreditasi ini bisa menjadi ajang silaturrahim dan kerjasama dengan tim asessor.
“Terutama dalam rangka bersama-sama pengembangan Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini secara nasional,” tandasnya. (Rokhim)