Ponpes Sunan Kalijaga: Lebih baik Berdoa, daripada Aksi di MK

Doa Nabi Muhammad Agar Terhindar dari Virus Berbahaya

BANTUL, BANGKITMEDIA.COM

Keluarga besar Pondok Pesantren Sunan Kalijaga memilih, mengajak seluruh elemen masyarakat agar berdoa untuk kemaslahatan bangsa di tempat masing-masing daripada mengikuti seruan aksi di MK RI meskipun dikemas dalam acara halal bi halal super damai. “Seruan aksi di MK tidak ada manfaatnya, bahkan berpotensi melahirkan kekerasan seperti terbukti pada insiden 22 Mei lalu di Bawaslu. Ajakan aksi menjelang dan sampai pada sidang putusan majelis hakim MK pada 28 Juni mendatang, bertolak belakang dan tidak konsisten dengan semangat dan penghormatan kepada paham konstitusionalisme,” jelas Pengasuh Ponpes Sunan Kalijaga Gus Beny Susanto.

Gus Beny menganggap bahwa sidang PHPU yang telah dilakukan MK berlangsung secara terbuka, profesional, independen dan dihadiri para pihak; pemohon, termohon dan pihak terkait, serta mendapatkan kesempatan yang adil untuk menyampaikan alat-alat bukti, dalil dan kesaksian.

“Jangan kotori independesi majelis hakim dengan agenda-agenda aksi jalanan yang berpotensi membawa kerusakan (mafsadat) dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,” tutur Gus Beny.

Sesungguhnya, lanjut Gus Beny, seruan aksi di MK melawan himbaun Capres H. Prabowo Subianto yang telah menyerahkan urusan sengketa PHPU kepada tim hukum BPN dan penghormatan terhadap prinsip konstistusionalisme.

“Oleh karena itu, Ponpes Sunan Kalijaga mendukung kebijakan Kapolri Jenderal Tito Karnavian yang melarang dilakukan aksi di sekitar MK, selain karena melanggar hukum juga karena adanya potensi ancaman kamtibmas. Tidak diperlukannya aksi di MK karena memang fungsi mahkamah untuk menghilangkan sengketa dan apapun keputusannya nanti harus diterima semua pihak dengan kebesaran jiwa,” ungkap Gus Beny.

Dalam kerangka partisipasi dan peran konstruktif warga negara yang sederhana terutama politik kebangsaan-kerakyatan (as-siyaasah al-‘aaliyah) bukan politik partisan (as-siyaasah as-saafilah), Ponpes Sunan Kalijaga Gesikan menyampaikan tausiyah politik, antara lain:

Pertama, kepada seluruh peserta Pemilu 2019 (parpol, perorangan dan paslon) dan tim sukses agar berperan aktif dalam upaya serius memperkuat tali silaturahmi, persaudaraan dan persatuan nasional. Hentikan produksi hoaks, fitnah dan ujaran kebencian karena dapat membahayakan kamtibmas dan potensial mengancam keamanan negara. Saatnya bergandengan tangan untuk kemajuan, keadilan, kemakmuran bagi seluruh bangsa dan negara.

Kedua, kepada seluruh warga bangsa, para ulama (pendeta, pastur, kyai, ustazd, pandito dan seluruh pemuka agama) agar memperbanyak doa di tempat masing-masing (masjid, mushola, pesantren, pura, gereja, vihara dan klenteng) untuk kemaslahatan bangsa dan negara agar senantiasa mendapatkan keberkahan, rahmat untuk seluruh bangsa dan negara Indonesia.

Ketiga, kepada Polri-TNI dan aparat keamanan yang lain yang telah kompak, bersinergi dengan masyarakat dan telah menyiapkan pasukan secara proposional di seputar MK, disampaikan terima kasih dan penghargaan yang tulus. Lanjutkan dan jangan ragu untuk melakukan tindakan yang tegas, terukur kepada siapapapun yang melanggar hukum dan berencana jahat kepada negara.

Keempat, kepada kaum muslim di manapun perbanyaklah membaca shalawat asghil, karena tidak akan tertolak, doa yang sangat luar biasa, menumbuhkan rasa cinta dan menghancurkan potensi durjana yang membahayakan bagi bangsa dan negara.

Kelima tolak seruan aksi menjelang dan saat putusan majelis hakim MK RI dalam sengketa PHPU 2019 (26-28 Juni 2019). Bagi jamaah haji tanah air, sampaikan salam dari Indonesia kepada Rasulullah Muhammad SAW dan doakanlah untuk kemaslahatan bangsa dan negara sehingga rahmat dan berkah Tuhan Yang Maha Esa senantiasa terlimpahkan untuk NKRI.

 

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *