Pon. Pes. Al-Luqmaniyyah Istiqomah Selenggarakan Pengajian Rutin Malam Selasa Pon

5e5551f5-58cf-4e9c-84ca-afb17f0f2264
Dr. KH. Munthaha memberikan tausiyah dalam pengajian rutin malam selasa pon di Pon. Pes. Al-Luqmaniyah

YOGYAKARTA, BANGKITMEDIA.COM

Pondok Pesantren Al-Luqmaniyyah Umbulharjo Yogyakarta istiqomah menyelenggarakan pengajian rutinan malam selasa pon pada Selasa (5/9/17). Pengajian tersebut sudah dirintis semenjak Almarhum KH Najib Salimi dan dilestarikan hingga sekarang. Peserta pengajian tidak dibatasi khusus santri, tetapi dibuka untuk masyarakat di luar pesantren dan bisa dihadiri oleh berbagai kalangan.

Sebagai pembuka, acara diawali dengan senandung sholawat yang dibawakan oleh tim Hadroh Ababil milik Pondok Pesantren Al-Luqmaniyyah. Kemudian dilanjutkan dengan pembacaan maulid burdah dan simtut duror. Setelah Kyai Na’im Salimi hadir bersamaan dengan sejumlah tamu kehormatan, acara dilanjutkan dengan tahlil dan pengajian yang disampaikan oleh  Dr. KH. Munthoha.

Dalam tausiyahnya, Dr. Munthoha menjelaskan bahwa ada empat resep yang harus dilakukan untuk mendapatkan kebaikan di dunia dan di akhirat. Pertama, lisan yang memperbanyak dzikir (lisanun dzakir). Orang yang basah bibirnya adalah orang yang memperbanyak dzikir kepada Allah. Kedua, hati yang bersyukur (qolbun syakirun). Hal ini dimaksudkan agar iman seseorang akan terus bertambah dengan rasa syukur, karena mereka baru menyadari bahwa nikmat Allah itu tak terhingga. Ketiga, senantiasa bersabar ketika diberi cobaan. Dan yang terakhir adalah menjaga harta dan kehormatan suami/ istrinya.

Selain penjelasan diatas, beliau juga banyak menyinggung mengenai masalah keluarga, terutama dalam hal pendidikan anak (tarbiyatul aulad). Ada tiga hal yang harus ditanamkan pada anak. Pertama, Hubbun Nabi. Dengan mencintai Nabinya, akan tumbuh dalam hati mereka keimanan yang kuat dan kokoh sejak dini. Hal ini bisa dilakukan dengan wasilah orang tua yang sering menceritakan risalah nabawiyyah dan menyanyikan lagu-lagu sholawat.

Kedua, Hubbu Ahli Baitihi. mencintai keluarga Nabi bisa ditumbuhkan dengan membiasakan diri membaca maulid. Pembacaan maulid dalam masyarakat adalah tradisi yang harus dijaga. Dan yang terakhir adalah Qiro’atil Qur’an. Orang yang berpegang teguh pada Al-Qur’an akan selalu berada dalam lindungan Allah. Salah satu hal yang menjadikan anak sulit diatur dan hatinya tertutup itu juga karena keluarganya melalaikan Al-Qur’an. Maka dari itulah rumah yang selalu dipakai untuk membaca Al-Qur’an akan terasa lebih nyaman meskipun terkesan sederhana. (Leli/Anas)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *