Pesan Guru Sekumpul: Dalam suatu pengajian di Musholla Ar-Raudhah Sekumpul- Martapura tahun 2003, KH Muhammad Zaini Abdul Ghani (Abah Guru Sekumpul) menjelaskan beberapa kesunnahan yang banyak tidak diketahui orang ketika selesai buang air kecil serta hikmah dan fadhilanya. Uraian Guru Sekumpul ini berdasarkan Kitab Fathul Wahab karya Syekh Abu Zakariya Al-Anshori.
Berikut ini beberapa penjelasan Guru Sekumpul tentang hikmah buang air kecil yang dilakukan dengan tuntas, baik kaum laki-laki maupun kaum perempuan.
Pertama, berdehem. Fadhilahnya adalah supaya air kencing terkeluarkan semua sehingga tidak ada sisa-sisa air kencing di dalam kemaluan. Hal ini dilakukan bagi laki laki dan perempuan.
Berdehem ini dilakukan setelah selesai kencing sebelum dibasuh dengan air. Hendaklah kencing itu posisi dan keadaannya masih duduk, jangan berdiri. Karena jika berdiri dikhawatirkan air kencingnya kemana-mana dan masih tersisa di dalam kemaluan. Makruh hukumnya jika kencing berdiri.
Kedua, mengurut kemaluan tiga kali. Bagi laki laki, mengurut kemaluannya bisa di dzakarnya ataupun bisa juga menekan di bawah dzakar dengan tangan kiri tiga kali berturut turut. Sementara bagi perempuan, mengurut di atas kemaluannya (di atas tumbuh bulu ari-ari).
Fadhilahnya supaya tidak ada lagi sisa air kencing. Hal ini juga dilakukan setelah kencing sebelum dibasuh pakai air.
Jika tidak diurut maka akan bisa menimbulkan penyakit sil-sil baul (penyakit terkeluarnya air kencing dengan sendirinya setetes demi setetes yang tidak kita ketahui).
Di dalam Kitab Shohih Bukhari juga dijelaskan bahwasanya Rasulullah SAW pernah Berkata: “Kebanyakan orang yang disiksa di dalam kubur adalah masalah kencing yang tidak bersih.”
Mudah mudahan berkat Rasulullah SAW, berkat Datu Kalampayan (Syaikh Muhammad Arsyad bin Abdullah Al Banjari), berkat Abah Guru Sekumpul, para wali dan orang-orang sholeh, diampuni segala dosa dzohir bathin seumur hidup, qobul segala hajat, selamat dunia akhirat, husnul khatimah dan masuk surga bighoiri hisaab. Aamiin
Demikian Pesan Guru Sekumpul. Semoga bermanfaat.
Penulis: Muhammad Zainuddin bin H Abdurrahman, santri Guru Sekumpul.