Pesan Abah Kyai Hilmy Krapyak tentang Persahabatan

Pesan Abah Kyai Hilmy Krapyak tentang Persahabatan

Pesan Abah Kyai Hilmy Krapyak tentang Persahabatan.

Ada pesan Abah Kyai Hilmy yang sangat mengesankan dalam hidupku. Pesan itu tentang menjaga persahabatan sebagai bagian dari iman. Terkait makna persahabatan, saya ingat Abah Kyai Hilmy menguraikan dari sebuah syair yang sangat mengesankan.

Begini bunyi syair itu.

“Kalau anda kepingin tahu orang punya kepribadian baik, bagaimana pula kapasitasnya maka tanyalah bagaimana keadaan desanya, teman-teman waktu ketika kecilnya. Jika dia tidak punya kesan, maka dia orang yang tidak baik karena dia tidak punya simpati dan empati.”

Lebih lanjut, penyair tersebut mengungkapkan:

تَذَكَّرْتُ أَيَّامًا لَنَا وَلَيَالِياَ * مَضَتْ وَ فَجَرَتْ مِنْ ذِكْرِهِنَّ دُمُوعُ
أَلَا هَلْ لَنا يَوْمًا مِنَ الدَّهْرِ أَوْبَةٌ * وَهَلْ لِي إِلَى أَرْضِ الْحَبِيبِ رُجُوعُ

“Aku teringat pada masa laluku, yang berlalu dan tidak terasa tumpah air mataku karenanya, Adakah hari yang kita bisa bertemu Kembali, kembali desa yang ku cinta?”

Terkadang kita berandai-andai, bisakah kita Kembali ke masa lalu? agar bisa merubah suratan “takdir”, atau agar menikmati suatu kenikmatan karena di hari ini ada banyak cobaan. Atau juga berandai-andai Kembali ke masa lalu karena ingin merajut persahabatan lagi dengan kawan yang boleh jadi hari ini sudah sukses dan berharap dengannya dapat membantu kita di hari ini. Kesan dan kenangan menjadi ini menjadi bekas yang penting dalam persahabatan.

Abah Kyai Hilmy pernah berpesan dengan menukil sebuah hadist:

حُسْنُ الْعَهْدِ مِنَ الْإِيمَان

Secara kontekstual, hadits ini dapat dimaknai “menjaga persahabatan dengan teman-teman yang sudah pernah kita kenal terlebih teman yang berjasa kepada kita adalah bagian dari iman.”

Kita tidak boleh mencederai orang yang telah kita kenal bahkan kepada orang yang akan kita kenal. Karena boleh jadi di masa yang akan datang kita menyesali dan berharap bisa memutar waktu untuk merubah suratan “takdir” tersebut.

Karena dalam persahabatan tidak hanya melibatkan penghargaan, kasih sayang dan perasaan. Sahabat akan menyambut kehadiran sesamanya dan menujukkan kesetiaan, terkadang hingga lebih itu memperhatikan kesejahteraan orang lain tanpa memperhatikan dirinya sendiri.

Namun bagi banyak orang, persahabatan sering kali tidak lebih daripada kepercayaan bahwa seseorang tidak akan merugikan atau menyakiti mereka. Padahal persahabatan mestinya tukar-menukar nasihat dan saling menolong dalam kesulitan.

Yuk mari menjaga dengan senantiasa mengedepankan 4 nilai:
(1) Mendorong yang terbaik kepada satu sama lain;
(2) Simpati dan empati;
(3) Kejujuran; dan
(4) Saling pengertian.

Apalagi jika sahabat kita mengajak kepada kebaikan dan ketaatan, seperti dawuh Imam Syafii:

إذا كان لك صديق يعينك على الطاعة فشد يديك به؛ فإن اتخاذ الصديق صعب ومفارقته سهل

“Jika kita sudah memiliki sahabat yang membantu kita dalam ketaatan maka genggam eratlah sebab memilikinya susah sedang melepaskannya begitu mudah.”

Wallahu A’lam.

Penulis: Hilmi Fauzi, santri Abah KH Hilmy Muhammad Krapyak Yogyakarta.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *