Berita NU, BANGKITMEDIA.COM
YOGYA – Dalam diskusi yang dilaksanakan oleh Univeritas Nahdlatul Ulama (UNU) Yogyakarta pada Rabu, (04/07) dengan tema “Blak-blakan bersama Gus Yahya: Tata Kelola Politik Jamaah & Geopolitik Palestina” di aula UNU Yogyakarta berjalan sangat menarik.
Dimoderatori oleh Kyai Muhammad Mustafied dari Aswaja Center UNU Yogya, Gus Yahya, sapaan akrab KH. Yahya Cholil Tsaquf, bercerita blak-blakan seputar rihlah yang dilakukan dari negeri Paman Sam Amerika hingga yang penuh kontroversi, yakni ke Israel.
Gus Yahya mengatakan bahwa selama Ramadhan sudah meninggalkan kediamannya hingga tanggal dua Syawal baru sampai di tanah air. Perjalanan beliau dimulai dari undangan dari wakil Presiden Amerika Mike Pence untuk bertemu di Gedung Putih saat bulan Ramadhan kemarin. Perjalan Gus Yahya berlanjut untuk memenuhi undangan acara yang diselenggarakan oleh American Jewish Committee (AJC) yang bertempat di Yerussalem.
“Perjalanan yang saya lakukan ini semata bukan untuk kepentingan pribadi ataupun kelompok, lebih jauh dari itu, saya membawa konsep pesan Rahmah yang digelorakan oleh Islam Nusantara, pesan perdamaian untuk dunia Internasional,” tutur Gus Yahya yang juga keponakan dari KH Ahmad Mustofa Bisri (Gus Mus) ini.
Namun dalam perjalanannya banyak berita miring dan hoax bertebaran seputar kunjungan Gus Yahya Ke Israel. Bahkan tidak sedikit tokoh yang turut memberikan komentar negatif terhadap Gus Yahya. Namun dalam forum diskusi tersebut, Gus Yahya mengatakan dengan tegas jika perjalanannya bukan untuk tujuan tertentu dan merugikan orang lain. Perjalanan yang ia lakukan adalah untuk menyampaikan pesan rahmah kepada dunia.
“Yang saya lakukan bukan pekerjaan dadakan, ini sudah lama saya lakukan dan bergelut dengan isu-isu tersebut, ini dinamika pergulatan yang harus dijalani. Ke depan sesudah kunjungan ini saya masih akan terus bekerja untuk mensukseskan misi ini dalam menebar pesan rahmah,” kata Gus Yahya yang tak lain adalah Katib Aam PBNU .
Gus Yahya juga menambahkan tema utama dari pekerjaan ini adalah problem yang selama ini diperjuangkan oleh Gus Dur, yakni mencari jalan keluar konflik antar agama. Realitas saat ini konflik agama sudah tidak bisa diterima lagi karena konsekuensinya adalah kerusuhan dimana-mana dan genosida. Gus Dur, bagi Gus Yahya, sudah melakukan ini sejak lama sebelum kita berpikir tentang masalah ini.
“Misi yang saya bawa adalah solusi dan cara dalam mengatasi konflik antar kedua negara Palestina dan Israel. Solusinya adalah selesaikan masalah agama terlebih dahulu. Permusuhan antar agama harus dilepaskan, maka perkara yang lain adalah soal teknis. Asal orang Yahudi tidak memusuhi Muslim dan Kristen, begitu juga sebaliknya, maka tidak akan ada konflik lagi,” lanjut Gus Yahya yang juga alumni Pesantren Krapyak Yogya.
Gus Yahya berpesan jangan bermimpi untuk menegakkan persatuan jika belum bisa menghilangkan permusuhan atas nama agama. Jika permusuhan atas nama agama terus dilakukan maka agama akan keluar dari tujuannya dalam menjaga perdamaian dan menyudahi permusuhan. (Yayan)