SLEMAN, BANGKITMEDIA
PP Sunan Pandanaran Yogyakart komplek 3 menggelar berbagai lomba dalam rangka menyambut Hari Santri Nasional tahun 2019. Rangkaian acara diawali dengan berbagai lomba MA/MTs putra dan putri Ponpes pandanaran. Kegitan lomba yang diadakan pengurus putra dimulai pada (17/10/19) yakni lomba muhadhoroh dengan 1 peserta setiap angkatan. Waktu pelaksanaan 20.00-23.00 di Aula Asrama MTs.
Dilanjut pada (18/10/19) mengadakan lomba CCA dan MQK yang diambil 2 peserta setiap angkatan. Waktu pelaksanaan 20.30-23.00 di Masjid. Kemudian, pada (19/10/19) mengadakan lomba tilawah dan kaligrafi, dengan 1 peserta setiap angkatan. Waktu pelaksana 20.30-23.00 di Masjid. Sedangkan kegiatan putri, dimeriahkan dengan penampilan lomba pensi pada (21/10/19). Waktu pelaksanaan 20.00-23.00 di Mushola Putri.
Pada Senin Malam (21/10/19) putra dan putri PPSPA mengadakan tartilan dan pembacaan sholawat nariyahan untuk keselamatan bangsa Indonesia. Pada (22/10/19) mengadakan upacara HSN dan parade kirab santri yang dimeriahkan oleh PAUD Sunan Pandanaran, RA Sunan Pandanaran, MI Sunan Pandanaran, MTs Sunan Pandanaran, dan MA Sunan Pandanaran.
Ketua panitia, Musifin menyatakan bahwa tujuan diselenggarakannya peringatan HSN ini adalah mengenang jasa para ulama beserta santri yang telah berperan dalam kemerdekaan Indonesia dan mempererat tali silaturahmi antar santri di lingkungan PP Sunan Pandanaran Komplek 3 serta meningkatkan kesadaran akan bela negara dan cinta tanah air dalam diri santri.
“Melaksanakan lomba atau memeriahkan HSN sangatlah penting bagi seorang santri, karena hal tersebut merupakan bentuk penghormatan, penghargaan dan tanda cinta kita sebagai santri kepada para ulama yang berjuang untuk mempertahankan NKRI,” tutur Musifin.
Keluarga ndalem, Gus Qois menjelaskan bahwa, penetapan HSN yang pada 22 oktober 2015 yang bertepatan pada 9 Muharrom 1437 H lalu oleh Ir.H.Joko Widodo, selaku presiden RI merupakan rahmat yang sangat besar dari Allah Swt. dan merupakan suatu kebanggaan bagi kita sebagai kaum santri di seluruh penjuru nusantara dan sebagai wujud nyata pengakuan negara, para pejuang kita, para kyai kita, dan para kaum santri yang tertulis dalam resolusi jihad.
“Dari disitu, kita juga bisa mengenang bagaimana peran kaum santri dalam mewujudkan negara kita menjadi negara yang berdaulat, menjadi negara yang aman, hingga saat ini warga dan rakyatnya hidup dengan tentram, aman, dan damai. Dengan demikian, kaum santri juga bisa istiqomah dan tumakninah dalam menuntut ilmu,” terang Gus Qois panjang lebar.
Gus Qois lalu menyampaikan pesan kepada para santriwan santriwati Ponpes Sunan Pandanaran.
“Bersungguh-sungguhlah kalian dalam menuntut ilmu dalam mengikuti seluruh rangkaian kegiatan proses belajar mengajar baik di dalam kegiatan pondok pesantren maupun madrasah, serta beristiqomahlah untuk mengikuti seluruh kegiatan yang telah ditetapkan oleh pondok pesantren dan madrasah, dan selalu menjunjung tinggi dan mengedepankan akhlakul karimah, menghormati guru-guru kalian, menghormati pembina dan pengurus serta saling menghormati dan menghargai kepada teman-teman,” katanya.
Walaupun hidup dengan penuh kesederhanaan, lanjut Gus Qois, apa yang kalian dapatkan akan terkenang sebagai sejarah penting, akan menjadi pribadi yang tangguh, mandiri dan berkarakter serta ber-empati suatu kepribadian yang kelak akan dibutuhkan oleh negara dalam penegakkan agama dan pengelolaan bangsa dan negara.
“Dengan ini kalian merupakan golongan syubbanul yaum rijaalul ghod, pemuda pada hari ini dan akan menjadi pemimpin kelak di kemudian hari,” ujar Gus Qois.
Kemudian, Gus Qois mengajak para santriwan santriwati untuk tidak pernah berputus harap untuk senantiasa berdo’a kepada Allah Swt.
“Untuk itu jangan pernah kita putus harapan untuk selalu meminta kepada Allah agar meridhoi setiap langkah kita dan senantiasa memberi taufik dan hidayahnya kepada kita agar kita diberikan kekuatan, diberikan keistiqomahan, diberikan kemampuan agar Allah swt. berkenan menitipkan kita ilmu yang bermanfaat dan ilmu yang berkah serta dijadikannya kita sebagai pribadi yang tangguh ‘ala thoriqoti ahlussunnah waljama’ah sehingga kelak kita mempunyai bekal yang cukup untuk meneruskan perjuangan para guru kita, para masyayikh kita, dan para pejuang kita terdahulu,” tutur Gus Qois.
Gus Qois, menjelaskan pentingnya peringatan HSN sebagai bentuk perdamaian NKRI.
“Dalam peringatan HSN ini marilah kita bersama-sama menjadikan ini sebagai momentum untuk menciptakan perdamaian di negeri yang kita cintai ini. Dengan cara tidak saling mencela sesama saudara kita, tidak saling menjelek-jelekkan, tidak saling mengolok-olok, serta berkomitmen untuk turut andil dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan dalam menjaga kerukunan antar umat bangsa dan umat agama, serta menolak dengan tegas segala bentuk radikalisme baik yang bersifat idiologis maupun anarkis,” tandas Gus Qois. (Siti Kholisatul Wahidah/rn).
*Penulis adalah Mahasiswa KPI STAISPA yang sedang Magang Profesi di Majalah Bangkit dan Bangkitmedia.com