Pengajian rutin Majlis Ahad Wage yang diselenggarakan di kantor PWNU DIY 30/12/2018. Seperti biasanya diawali dengan tahlil bersama yang dipimpin langsung oleh KH. Zuhdi Muhdlor, yang dihadiri oleh pengurus PWNU DIY dan warga NU pada umumnya. Selain memimpin tahlil bersama, KH Zuhdi juga menyampaikan beberapa pencerahan terkait dengan problem yang menjadi masalah bersama dalam bangsa ini, radikalisme, paham wahabi, atau bahkan terorisme yang terus mengintai kita.
Kiai Zuhdi bercerita tentang Syekh Fauzan seorang mufti penulis kitab-kitab wahabi. Meskipun beliau seorang pemikir wahabi tetapi ia tidak pernah memperlihatkan kewahabiannya.
Dalam pemikirannya, Syekh Fauzan menjelaskan cara pandangnya yang sama dengan NU yaitu, pertama; tidak boleh mengkafir-kafirkan orang lain, tidak boleh memusrikkan orang lain tetapi lebih tepat dikatakan sebgai orang fasik. Kedua; syekh Fauzan juga percaya dengan adanya karomah para wali, tidak menghujat para sahabat nabi karena alasanya para sahabat itu pada umumnya bersikap adil dan alim meskipun dalam riwayat ada permusuhan nyata antara keluarga nabi dan Mu’awiyah.
Menurut Kiai Zuhdi bahwa dalam aswaja sendiri memiliki banyak makna dan sunni dan syiah itu percaya terhadap ahlussunnah waljamaah meskipun ada juga perbedaan dalam tafsirnya.
Begitupun kita, mungkin kita sama dengan Habib Rizieq dibidang akidah dan fikih tetapi kita berbeda dalam siyasah atau kebangsaan, kalau habib Rizieq sepakat dengan negara Khilafah tetapi orang NU tidak, maka terdang ada orang bilang bahwa NU itu adalah organisasi Nasionalis, terangnya.
Pemilu Damai Indonesia Bermartabat
Dalam Rutinan Majlis Ahad Wage kali ini, PWNU DIY juga mengundang narasumber dari KPU dan LAKPESDAM. Ahmad Sidqi Narasumber dari KPU diy menjelaskan tentang bagaimana persiapan dan kendala dalam Pemilu tahun ini. Menurut alumnus Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga itu, bahwa kendala besar Pemilu tahun ini dan juga menjadi perbedaan pada tahun 2014 kemarin adalah kita dihadapkan pada lima kotak suara yang berbeda pada waktu bersamaan, antara pemilihan Presiden dan wakilnya, legislatif dan yudikatif inilah kendala besar dan mungkin sangat lama prosesnya.
Dia juga menyingung adanya perhatian besar dari pemerintah yaitu anggaran pemilu dan difasilitasi berupa pembuatan banner, spanduk-spanduk dan bahkan fasilitas lain yang siap digunakan oleh para calon legislatif. Selain itu, masalah kotak kardus yang dijadikan kotak suara yang mungkin akan dipakai pada pemilu tahun ini. Dalam kajiannya, bahwasanya kotak kardur tersebut sangatlah kuat dan memiliki kualitas bagus untuk digunakan dalam pemungutan suara, jadi kalau ada berita tentang yang menganggap kotak suara itu ganpang rusak dan berpotensi terjadi kecurangan itu hanya kekhawatiranya yang tidak beralasan, pasalnya kita sudah memakainya pada pemilu tahun kemarin meskipun tidak begitu banyak, tegasnya.
Selain itu, Ainul Yaqin narasumber dari LAKPESDAM NU DIY menjelaskan pemilu tahun diharapkan berjalan lancar meskipun banyak sekali hal-hal yang sering mengganggu proses pemilu, seperti misalnya, hoax yang kadang digunakan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab, guna menjatuhkan lawan dan mencari keuntungan dari hoax yang disebarkan. Mungkin itu kendala yang kita harus hati-hati dalam mengatasinya.
Rutinan majelis ahad wage sekaligus pemebrangktan bantuan untuk korban bencana tsunami banten yang langsung dipimpin oleh Rois Syuriah PWNU DIY KH. Mas’ud Masduqi, Wakil Ketua PWNU DIY KH Fahmy Akbar Idries dan Ketua LAZISNU Mambaul Bahri. Yang dikirim adalah berupa logistik dan kebutuhan lainnya sebanyak satu mobil penuh. Bantuan ini merupakan langkah awal dari LAZISNU DIY umtuk meringankan beban saudara kita yang terkena musibah. (ami/ibran)