Panduan Amaliyah Nyadran Menjelang Ramadhan Tiba

Panduan Amaliyah Nyadran Menjelang Ramadhan Tiba

Panduan Amaliyah Nyadran Menjelang Ramadhan Tiba. Nyadran adalah tradisi umat Islam Indonesia menjelang ramadan tiba. Dalam nyadran ini, umat Islam melakukannya dengan sepenuh keikhlasan mendoakan leluhurnya. Tidak lupa, dalam nyadran masyarakat juga berbagai sedekah kepada sesama.

Nyadran biasanya diadakan sebulan sebelum bulan puasa atau pada tanggal 10 Rajab, atau 15, 20, dan 23 Ruwah. Tujuan acara Nyadran adalah untuk menghormati para leluhur dan mengungkapkan rasa syukur kepada Tuhan.

Dalam ajaran Islam, nyadran memang tidak disebutkan secara tekstual. Tetapi nyadran dalam arti ziaroh kubur tentu saja diajarkan dalam Islam, termasuk menjelang datangnya bulan suci ramadan.

Pada awalnya, nyadran diamalkan masyarakat untuk memuja roh leluhur. Para Wali Songo sangat cerdas dan bijak, ritual ini justru dimanfaatkan untuk doa bersama kepada para leluhur yang memang diajarkan dalam Islam. Jadilah, nyadran sarat dengan nilai-nilai Islam yang utama.

Adapun tata cara amaliyah nyadran adalah sebagaimana berikut ini:

Pertama, sejak berangkat dari rumah harus niat untuk datang ke makam leluhur dalam rangka mendoakan leluhur yang memang dianjurkan Nabi Muhammad SAW. Doa untuk leluhur ini sesuai dengan sunnah Nabi, karena Nabi sendiri juga selalu mendoakan kedua orang tuanya.

Kedua, ketika memasuki pintu makam, Rasulullah mengajarkan kita untuk berdoa. Ini doanya.

اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ أَهْلَ الدِّيَارِ مِنْ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُسْلِمِينَ وَإِنَّا إِنْ شَاءَ اَللهُ بِكُمْ لَاحِقُونَ نَسْأَلُ اَللهُ لَنَا وَلَكُمْ الْعَافِيَةَ

“Assalaamu’alaikum Ahladdiyaari Minal Mu’miniina wal Muslimiina wa Innaa Insyaa Allaahu Bikum Laahiquuna, Nas’alullaaha Lanaa Walakumul ‘Aafiyah”

Artinya: “Semoga keselamatan terlimpahkan kepada kalian wahai penduduk alam barzah, dari kaum mukminin dan muslimin. Sesungguhnya kami akan menyusul kalian insya Allah. Dan kami meminta Allah untuk kami dan kalian agar diberi keselamatan.” (HR. Ibnu Majah)

Ketiga, membersihkan makam leluhur dari berbagai kotoran, reremputan, dan lainnya. Kemudian sampahnya dikumpulkan pada tempatnya, sesuai dengan arahan petugas makam. Dalam istilah Jawa, ini dinamakan bebesik.

Keempat, setelah makam sudah bersih, lanjutkan dengan bacaan-bacaan utama, bisa baca surat Yasin, baca tahlil, baca surat-surat al-Quran yang lain, dan kemudian diakhiri dengan doa.

Kelima, bagi yang mempersiapkan bunga, silahkan tabur bunga. Kalau tidak punya bunga atau tidak persiapan, tidak jadi apa. Tetaplah khusyu’ dalam berdoa kepada leluhur kita.

Keenam, kalau acara nyadran dilakukan bersama-sama semua warga kampung, biasanya diakhiri dengan makan bersama di tempat yang sudah disediakan petugas makam. Ini sesuai kesepakatan dengan semua warga, sehingga semua sudah menyiapkan makanan yang disedekahkan. Intinya adalah sedekah setelah mendoakan orang tua, ini mengajarkan kita untuk selalu berbuat baik kepada sesama, apalagi yang mempunyai rizki yang melimpah.

Ketujuh, kalau sudah selesai semua ritual acara, silahkan saling bersalaman dengan sesama saudara umat Islam. Selesai nyadran, semua saling menjaga kedamaian dan keselamatan antar sesama. Ini tidak wajib, tidak juga sunnah dalam ritual nyadran. Tapi saling bersalaman dengan sesama sangat dianjurkan dalam Islam.

Tata cara amaliyah nyadran ini setiap daerah mempunyai kekhasan masing-masing, tetapi semua menuju kepada tujuan yang sama, yakni menggapai ridho Allah SWT dengan mendoakan leluhur kita. Semoga bermanfaat. Selamat nyadran! (mm)

Demikian Panduan Amaliyah Nyadran Menjelang Ramadhan Tiba.

Artikel terkait baca di sini. Baca juga berbagai doa lainnya. Baca di sini

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *