Orang Acakadul, Perusak Perdamaian Palestina-Israel

Empat Hal Pembatal Wudlu dalam Kitab Safinah

KH Fajar Abdul Bashir, Pengasuh Pondok  Pesantren Ar-Risalah Pandak Bantul.

Setelah saya amati, melalui beberapa buku sejarah dan kejadian-kejadian aneh di era dunia yang acakadul bahwa memang ada pihak-pihak yang tidak setuju Palestina dan Israel ini damai. Setiap ada upaya perdamaian, selalu saja ada negara atau orang acakadul yang menentang. Seolah Pertikaian Palestina dan Israel ini memang harus ada. Saya tidak tau dan bahkan tidak mau tau, sebenarnya apa yang ada dalam hati para acakadul tersebut.

Menurut pengamatan saya setelah melaluai malam lailatul qadar, Palestina dan Israel tidak akan bisa damai jika yang menangani adalah negara. Sebab negara-negara di dunia ini tunduk kepada AS dan Israel. Oleh sebab itu, NU harus mengambil langkah berani melalui pendekatan kuktural memahamkan duduk permasalahan dari pertikaian dan menjelaskan posisi agama dalam kehidupan.

Adalah Gus Dur, baik ketika menjadi Ketum PBNU atau ketika menjadi presiden mencoba menawarkan beberapa gagasan tentang pengertian agama yang damai. Politik Gus Dur meniru apa yang pernah dilakukan Rasulullah SAW ketika menerima pembesar Quraisy dan memuliakan kedudukannya. Hingga ijtihad beliau ditegur Allah SWT dengan diturunkannya surat An-Naba’ karena beliau menomor duakan tamu lain yang hanya dari desa dan buta.

Kemudian ketika di Madinah, Rasulullah SAW juga melakukan penghormatan yang luar biasa kepada Nasrani Bani Najran yang datang ke Madinah untuk meminta penjelasan tentang Islam, maka ketika pada hari Sabtu mereka harus melakukan Misa (ibadah),

Rasulullah SAW dengan suka rela mempersilahkan masjid beliau digunakan untuk ibadah Misa para Nasrani Najran. Dan ketika Nasrani Najran takut bermubahalah dan agar dilakukan perdamain, maka perdamaian yang ditulis Rasulullah SAW pun sangat spektakuler, dimana Rasulullah SAW tetap memberi kemuliaan dan kebebasan mereka dalam beribadah dan beragama, serta menjamin keamanan mereka juga keamanan para pendeta dan rahibnya.

Sebenarnya apa yang dilakukan Gus Dur dan Gus Yahya Staquf adalah sebagai upaya diplomasi mencari solusi perdamaian dunia, terutama Palestina dan Israel. Tapi sekali lagi, para acakadul ini sudah kebakaran jenggot dan berteriak sekeras mungkin mengecam dan mencaci apa yang dilakukan Gus Dur dan Gus Yahya Cholil Staquf. Bahkan memplintir dengan menebar issu yang sungguh super fitnah luar biasa yang sebenarnya itu jauh dari ajaran Islam, tapi dilakukan oleh orang Islam sendiri. Tujuannya ya apa lagi kalau bukan untuk mengacaukan suasana agar perdamaian Israel – Palestina tidak terwujud.

Secara pribadi saya sangat mendukung terus dilakukan langkah diplomasi kultural baik dilakukan atas nama pribadi atau organisasi NU untuk perdamian Palestina – Israel melalui dialog kultural keagamaan. Mencari titik temu ajaran Islam dan Yahudi dalam hal sosial dan perdamian. Karena peperangan yang selama ini dilakukan sama sekali tidak menguntungkan Islam, sbb negara-negara Islam Timur Tengah sdh tidak bisa diharapkan lagi peranannya. Mereka lebih sibuk membuat kegaduhan antar negara Islam sendiri.

Semoga Allah memberi jalan keluar untuk perdamaian Palestina dan Israel dan Allah mengizinkan Palestina menjadi negara yang diakui dunia. Amiin.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *