Nyadran di Ngentak, Baturetno, Banguntapan: Merawat Budaya, Bhakti pada Leluhur, dan Cinta Tanah Air

Bantul, Bangkitmedia.com – “Nyadran utawi ruwahan punika kangge ngingeti saha caos pakurmatan,  minangka mingeti tiyang sepuh, poro leluhur,  ingkang sampun katimbalan sowan dumateng ngarsanipun Gusti Allah. Kanthi caos pandunga supados amal kesaenan dipun tampi saha dipun apunten sedoyo kalepatanipun, kapundut kanti husnul khatimah. Khususipun ingkang wonten makan Ngentak mriki.”

Untaian kalimat dalam bahasa Jawa di atas disampaikan  Agus Hudi Subagyo sebagai pembawa acara dalam lampahan Nyadran atau Ruwahan di Kompleks Makam Sasonoloyo, Ngentak, Baturetno, Banguntapan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (19/3).

Nyadran adalah tradisi yang mengakar kuat di masyarakat  Jawa, yang berarti mengunjungi makam pada bulan Ruwah Sya’ban untuk memberikan doa kepada leluhur  dengan membawa bunga atau sesajian. Nyadran juga sebagai bentuk introspeksi diri, muhasabah,  mensucikan diri dari lahir dan batin dalam rangka menyambut puasa Ramadan. Nyadran merupakan salah satu bentuk hasil keluhuran budi manusia,  tertib, indah, berfaedah, luhur, memberi rasa damai, tenang, dan bahagia.

Nyadran di Ngentak  dilakukan sebagai wujud  nguri-uri budaya peninggalan para leluhur, sebagaimana dikatakan Joko, ketua Pokgiat LPM Ngentak,nyadran ini  untuk nguri-uri warisan para leluhur kita. Saya ingat  tahun 1970-an, 1980-an nyadran ramai sekali. Bapak-bapak ibu-ibu yang seumur saya pasti ingat. Dulu nyadran ke makam bawa ambeng, bawa tambir. Saya ditanya, ke Nyadran bawa apa,  saat ini kita kesini bawa badan saja,jelas Joko yang juga menjadi ketua pelaksana Nyadran. 

Tahun ini merupakan nyadran  pertama yang diselenggarakan setelah COVID-19 yang hampir 3 tahun melanda Indonesia dan hampir di seluruh dunia. Tahun lalu sudah diupayakan untuk diadakan nyadran, tetapi karena COVID-19 belum mereda, kegiatan ini masih belum bisa dilaksanakan.

“Saya sudah berusaha mengadakan nyadran, saya koordinasi dengan bu dukuh, beliau belum membolehkan karena masih COVID, dan saya mengikuti arahan bu dukuh,” kata Joko.  Di akhir sambutannya, Joko menyampaikan, “saya mohon maaf, ini saya memang masih tahap belajar, bila banyak kekurangan dalam nyadran ini.  Harapan saya yang penting nyadran membuat warga rukun, kompak, bersatu. Kedua, mendoakan bapak ibu saudara kita yang telah menghadap Allah supaya hidupnya tenang di sana.”

Nyadran di Ngentak  diawali beberapa hari sebelumnya dengan besik, yaitu  membersihkan seluruh area makam yang  dilaksanakan oleh para pemuda karang taruna dan tim bedah bumi makam Sasonoloyo Ngentak, sehingga pada saat acara nyadran hari ini, makam tampak bersih semua.

Nyadran merupakan asli  budaya Jawa, siapapun boleh melaksanakan.  Berdoa bersama sesuai dengan agama masing-masing. Bersatu menjaga persatuan bangsa, Pancasila, NKRI harga mati. Nyadran sangat penting untuk dilestarikan, dibuat yang meriah, besar, diikuti masyarakat yang banyak, bila perlu dibuat pawai budaya nyadran.  Hal ini seperti disampaikan Sarjaka, Lurah Baturetno,  “Nyadran ini budaya Jawa, bagus, siapapun boleh nyadran. Sarana untuk menjaga persatuan, NKRI harga mati. Kita berdoa bersama, yang Islam dipimpin  ustadz, tokoh agama Islam, yang Kristen dipimpin tokoh agamanya juga, seperti sekarang ini. Kita lestarikan, setiap tahun diadakan. Kalau perlu  ada pawai kebudayaan, keliling supaya semua tahu nyadran.”

Pada acara nyadran, dilakukan dua acara inti. Bagi warga yang beragama Islam, dilaksanakan pembacaan  ayat-ayat al-Qur’an, dzikir, dan tahlil  yang dipimpin oleh Ustadz  Abdul Halim,  didampingi  rois Ngentak,  Ustadz Asngari Hadi Utomo dan ketua Forum Koordinasi Umat Islam Ngentak (FKUIN) Ustadz Anas Yusuf. Untuk doa bagi yang beragama Kristen dipimpin oleh tokoh agama Kristen Romo Sugito.

Nyadran selain diikuti warga Ngentak RT 7,8,9,10,11, 13, Baturetno,  warga Mojosari RT 01 dan 16 Banguntapan, juga dihadiri  Sarjaka, Lurah Baturetno dan  Sri Mulatinah, Kepala Dukuh Pelem Baturetno Banguntapan Bantul.**

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *