Ngaji Mukhtarol Hadits, Gus Sakho Jelaskan Tanda-tanda Kiamat

Ngaji Mukhtarol Hadits, Gus Sakho Jelaskan Tanda-tanda Kiamat

Ngaji Mukhtarol Hadits, Gus Sakho Jelaskan Tanda-tanda Kiamat

Dalam rangka mengasah ketepatan pola pikir Mahasiswa, Sekolah Tinggi Agama Islam Sunan Pandanaran (STAISPA) mengadakan rutinitas pengajian Kitab Mukhtarol Hadits yang diampu oleh Ketua Akademik STAISPA KH. Jazilus Sakho. Dengan semangat dan kesadaran tinggi, para mahasiswa mengikuti pengajian kitab dengan khidmat di teras perpustakaan STAISPA, Sabtu Malam (12/10/19).

Pada kesempatan tersebut, KH. Jazilus Sakho menyampaikan soal kandungan hadits yang tersirat dalam Kitab Mukhtarol Hadits.

“Dalam Hadits No. 1110 riwayat Anas, ciri sikap wirai seseorang yaitu ketika saudaramu bicara, maka dengarkanlah. Sedangakan sebaik-baik perjalanan, ketika dirimu melihat sandal saudaramu yang putus, kemudian berhenti lalu menolongnya. Disinilah sikap pentingnya saling menghargai,” ujar Gus Sakho mengutip kitab Mukhtarol Hadits.

Selanjutnya, Gus Sakho menerangkan hadits no. 1111 riwayat Tabrani dari Ibnu Mas’ud. Hadits ini menjelaskan soal tanda-tanda kiamat.

“Di antara tanda-tanda kiamat di antaranya, pertama ketika terdapat seseorang yang datang ke masjid tapi tidak melakukan sholat. Kedua seseorang yang mengucapkan salam hanya pada orang yang dikenalinya saja. Ketiga, anak kecil yang berani nyuruh orang tuanya padahal ia mampu melakukannya sendiri,” terang Gus Sakho.

Gus Sakho juga menyampaikan bahwa keadaan zaman yang semakin serba ada, membuat manusia tidak sadar termanjakan oleh fasilitas duniawi.

“Itulah yang kemudian memunculkan sikap galau bila keinginannya tidak terpenuhi. Hal tersebut secara terus menerus dan telah menjadi mayoritas. Hal ini akibat rapuhnya mentalitas, sama halnya seperti krupuk yang terkena air,” kata Gus Sakho.

Hadits No. 1117 riwayat Tabrani dari Hakim bin ‘Amr berbicara tentang sikap baik.

“Barang siapa yang bersikap baik kepadamu, maka balaslah dengan kebaikan. Apabila dirimu tidak bisa mengimbanginya dengan kebaikan, maka do’akanlah,” tegas Gus Sakho menerjemahkan hadits tersebut

Inilah, lanjut Gus Sakho, tingkatan adil yang sebenarnya. Ketika dalam ilmu fikih, hukum memotong satu tangan, maka balasannya adalah memotong satu tangan pula.

“Tetapi ketika seseorang disakiti kemudian membalasnya dengan kebaikan, hal ini merupakan golongan orang yang telah mencapai pada tingkatan Ikhsan,” tandas Gus Sakho. (Siti Kholisatul Wahidah/Rn).

Ngaji Mukhtarol Hadits, Gus Sakho Jelaskan Tanda-tanda Kiamat

*Penulis adalah Mahasiswa KPI STAISPA yang sedang Magang Profesi di Majalah Bangkit dan Bangkitmedia.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *