Pada Tahun 1993, Choirul Anam, Ketua GP. Ansor Jawa Timur menghadap Mayjend TNI Haris Sudarno Panglima Kodam V Brawijaya dan menyatakan kesiapan 120.000 anggota Banser untuk mengamankan gereja di wilayah Jawa Timur.
Cak Anam melaporkan hasil pertemuannya dengan Ketua Umum PBNU, KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) sebelumnya berkaitan dengan persoalan perusakan, pembakaran maupun pengeboman gereja dan tempat ibadah lainnya seperti pura di era pemerintahan Presiden Soeharto.
Dalam pembicaraan dengan Gus Dur, Cak Anam membahas dasar hukum bagi diterjunkannya Anggota Banser menjaga gereja agar tidak menimbulkan problem di kalangan nahdliyyin. Pembahasan itu sampai pada ayat 39-40 dalam surat Al Hajj yang berbunyi : udzina lil ladziina bisa annahum dzulimu, wa inna Allaha ‘ala nashrihim laqadiir. Alladziina ukhrijuu min diyaarihim bighoiri haqq. Illa an yaquulu rabbuna Allahu. Walau laa daf’u Allahi an naasa ba’dlahum bi ba’dlin. Lahuddimat shawami’ wabiya’un washalawaatun wa masaajidu yudzkaru fiiha ismu Allahi katsiraan. Walayanshuranna Allahu man yan shuru hu. Inna Allaha laqawiyyun ‘aziz.
Diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya mereka dizalimi. Dan sesungguhnya Allah maha kuasa menolong mereka. (Yaitu) orang-orangnya yang diusir dari kampung halamannya tanpa alasan yang benar hanya karena mereka berkata Tuhan kami ialah Allah” Seandainya Allah tidak menolak (keganasan) sebagian manusia dengan sebagian yang lain tentu telah dirobohkan biara2 Nasrani, gereja2, rumah2 ibadah Yahudi (Sinagog) dan masjid-masjid yang di dalamnya banyak disebut nama Allah. Allah pasti akan menolong (Agama)Nya. Sungguh Allah Maha kuat dan Maha Perkasa.
Pertemuan Cak Anam dan Mayjend Haris Sudarno membahas kesiapan GP. Ansor Jatim bersama-sama ABRI dalam mengamankan perayaan Natal dan Tahun Baru.
(Wawancara penulis dengan Cak Anam 22 Juni 2018)
Penulis: Imron Rosyadi Hamid, Rais Syuriah PCINU Tiongkok dan Mantan Sekretaris PW Ansor Jawa Timur
