Muannas Al-Aidid Laporkan Maheer, Siapa Marga Al-Aidid?
Persoalan postingan Maheer At-Thuwailibi di twitter yang menyingggung Maulana Habib Lutfi akhinya dibawa ke jalur hukum. Maulana Habib Lutfi bin Yahya sebagai Rais Aam Jam’iyah Ahlit Thariqah Al-Mu’tabarah An-Nahdliyah (Jatman) memberikan surat kuasa atas kasus tersebut kepada Muannas Al-Aididuntuk dibawa melalui jalur hukum. Muannas bersama tim hukumnya kini sudah melaporkan Maheer ke Bareskrim Polri atas kasus dugaan pencemaran nama baik kepada Habib Luthfi, Senin (16/11/2020).
Laporan tersebut teregistrasi dengan nomor LP/B/0649/XI/2020/BARESKRIM tertanggal 16 November 2020 terkait dugaan tindak pidana pencemaran nama baik melalui media eletronik dan atau hatespeech.
“Assalamualaikum, saya Muannas Alaidid bersama tim, hari ini masih di Bareskrim Polri. Dan alhamdulillah sudah melaporkan secara resmi Maheer At-Thuwailibi atau yang nama aslinya Sony Eranata ke Bareskrim Polri. Atas dugaan tidak pidana penghinaan dan pencemaran nama baik serta ujaran kebencian melalui ITE,” ujar Muannas dalam video yang diposting di akun instagramnya, Senin (16/11/2020).
Muannas berharap kepolisian melakukan tindakan tegas dalam proses pengungkapan kasus tersebut.
“Penindakan tegas terhadap yang bersangkutan (Maheer At-Thuwailibi, red) akan memberikan efek jera kepada ustad, dai untuk (supaya) menyebarkan ceramah dengan kebaikan dan ukhuwah. Mohon diatensi Pak Kapolri, Pak Direktur Cyber Bareksrim Polri agar hukum dapat berlaku sesuai peraturan perundang-undangan,” pungkas Muannas.
Terkait dengan sosok Muannas Al-Adid ini, Bangkitmedia.com menelusiri tentang marga Al-Adid dari intelektual asal Yogyakarta, yakni Nur Khalik Ridwan. Dalam tulisannya, Nur Khalik Ridwan menjelaskan sejarah marga Al-Aidid ini secara jelas. Berikut ini selengkapnya.
Al-Aidid. Yang pertama kali dijuluki (digelari) “Al-Aydid” adalah Habib Muhammad Maula Aydid bin Ali Al-Huthah bin Muhammad bin Abdullah bin Ahmad bin Abdurrahman bin Alwi Ammil Faqih.
Soal gelar yang disandangnya, karena beliau bermukim di “dusun Aydid” yang terletak di daerah pegunungan dekat kota Tarim. Dusun ini pada mulanya merupakan tempat yang sangat ditakuti oleh penduduk sekitarnya, karena dihuni banyak mahluk halus yang jahat sehingga setiap orang yang kesana pasti tidak bisa kembali lagi. Hingga pada suatu malam yang gelap gulita penduduk disekitar tempat tersebut dikejutkan dengan munculnya suatu cahaya yang terang benderang diatas dusun tersebut, dan setelah dekat ternyata cahaya tersebut berasal dari tubuh Habib Muhammad Maula Aydid.
Akhirnya dusun yang sangat ditakuti tersebut kemudian menjadi dusun yang sangat aman dan makmur. Dimana penduduk dusun tersebut mengangkat Habib Muhammad bin Ali Al-Huthah sebagai penguasa (Maula) dusun Aidid tersebut dengan Gelar Muhammad Maula Aydid.
Beliau dilahirkan di kota Tarim (Hadhramaut), dan dikarunia 6 orang Putera, hanya 3 diantaranya yang melanjutkan keturunan beliau, yaitu: Abdullah dan Abdurrahman (Kedua beliau ini digelari-dijuluki Ba-Fagih yang kemudian menjadi leluhur Al-Bafagih); serta Ali, tetap dijuluki (digelari) Aydid, yang kemudian menjadi leluhur keluarga Al-Aydid.
Habib Muhammad Maula Aydid wafat di kota Tarim (Hadhramaut) pada tahun 862 Hijriyah.
(Penulis: Nur Khalik Ridwan)
Demikian tentang kasus Muannas Al-Aidid Laporkan Maheer, Siapa Marga Al-Aidid?, semoga bermanfaat. (Yayan)