Mimpi Fatayat NU DIY Jadi Kenyataan, Punya Mobil dan Balai Latihan Kerja.
Semua berawal dari mimpi karena hanya itu yang bisa dilakukan dalam mengelola lembaga yang bersifat relawan (volunter) ini. Modal material sudah pasti tidak ada. Modalnya sehat jiwa raga, alhamdulillah. Tantangan dan hambatan yang besar dan pasti banyak justru harus jadi peluang. Caranya? Niatkan dan lakukan, pasti akan ada jalannya.
Keajaiban dari Sang Maha Pemurah akan bekerja.
Di awal kepengurusan, prihatin pasti. Untuk konsolidasi antar kabupaten/kota harus bermotor ria dengan bu carik Lasmi Elfaty hingga kesemutan, dinikmati dan ceria kayak di pantai. Atau kadang dengan fasilitas kendaraan ngeg*a* dengan biaya tidak murah, plus tidak punya kas. haha….
Lalu, ketidaknyamanan ini tidak baik diwariskan dong…hehe. Muncul di benak, PW Fatayat NU DIY harus punya mobil karena konsolidasi lintas kabupaten itu hal yang pasti. Niat ini diikuti ikhtiyar merawat organisasi tanpa henti oleh semua pengurus, akhirnya dari salah satu program yang kita jalankan ini, sebuah impian bisa terwujud, mobil operasional. Terimakasih seluruh sahabat Fatayat se DIY dengan seluruh ketua PCF-nya yang keren habis.
Dari sini, kami belajar bahwa mengurus organisasi relawan itu cara berpikirnya harus “insyaallah pasti bisa” bukan “sepertinya kita tidak bisa karena kita tidak punya apa-apa”.
Pilihan cara berpikir yang pertama akan membuat kita selalu optimis dalam berkhidmat.
Cara yang kedua akan menghentikan langkah kita sebelum memulai.
Jadi, pilihan untuk berhasil itu sesungguhnya ada di tangan kita. Tapi, tentu ada syaratnya, bergerak terus tak jeda oleh hinaan atau pujian. Hinaan dan pujian itu sungguh godaan dan virus dalam berkhidmat. Untung sudah kebal dengan virus ini, tidak pernah sakit hati atau gembira berlebihan, sakmadyo saja.
Toh bukan itu tujuannya.
Meski kata orang, saya itu lugu…hehe. Ada benarnya mungkin ya plus mungkin memang tidak pintar juga, sehingga ya hidup itu tidak semua harus dinalar logika, karena kebebalanku tidak sampai menalarnya. Isi otak ini hanya “Ada Allah Yang Mahabisa”. Jadi, ya bersyukur saja dihina atau dipuja karena kebebalanku, itu tandanya diperhatikan…ea..ea
Demikian juga Balai Latihan Kerja Komunitas (BLKK) PW Fatayat NU DIY ini juga satu mimpi yang terwujud melalui ikhtiyar dan bantuan berbagai pihak yang harus disebutkan sebagai ucapan terimakasih.
- Sahabat Ketum PP Fatayat NU, Sahabat Anggia Ermarini, yang mendorong mewujudkannya.
- Seluruh pengurus PW Fatayat NU DIY yang mendukung.
- Ning Ulya Izzati yang bersedia sharing mengajukan proposal BLK.
- Suamiku Irpan Mutaqin yang menemani lembur dari rental ke rental.
- PWNU DIY Bapak Fahmy Akbar Idries yang mengizinkan tanah wakaf PWNU DIY untuk lokasinya.
- Mbak Uqbah Fahira yang menemani wira-wiri untuk mengurus pendiriannya.
- Mbak Azzah Nilawaty yang membantu administrasinya.
- Pak Amin Fauzan, kepala tim pembangunan beserta MWC NU Srandakan.
- Juga nduk Ani Rufaida dan seluruh pengurus BLK PWF DIY yang tidak bisa saya sebut satu per satu.
Terimakasih semua atas doa dan dukungannya. Semoga BLKK PW Fatayat NU DIY bisa membawa berkah dan manfaat untuk semesta. Aamiin YRA.
Sahabat, banyak mimpi yang masih kita tuliskan, ke depan kita upayakan untuk mewujudkannya. Bismillah. Kekuatan dan daya hanya dari Allah semata.
Peresmian BLK, 27 Juni 2021.
Penulis: Khotimatul Husna, Ketua PW Fatayat NU DIY.
*Berikut ini foto-foto terkait Mimpi Fatayat NU DIY Jadi Kenyataan, Punya Mobil dan Balai Latihan Kerja.
Semoga pwf nu DIY .
Bisa membimbing anak2 muda yang belum dapat pekerjaan .semoga berkah barokah dunia akhira.