Bantul, Bangkitmedia.com – Warga Padukuhan Pelem, Baturetno, Banguntapan, Bantul melaksanakan upacara adat merti dusun. Rangkaian acara dimulai dengan doa bersama dan pengajian akbar, menghadirkan peceramah dan pemimpin doa KH. Tauhid Marzuki, S.Ag, dengan iringan grup shalawat hadroh di Masjid Nurul Huda Pelem Lor pada hari Kamis, jam 19.30 samai jam 22.30 WIB (23/11). Jamaah pengajian ibu-ibu, bapak-bapak, para remaja dan anak-anak ini memenuhi komplek masjid dan jalan-jalan di Pelem Lor.
Suparjono, ketua panitia Merti Dusun Pelem mengatakan, merti dusun ini merupakan wujud rasa syukur seluruh masyarakat Pelem atas segala kenikmatan,keberkahan, dan rezeki yang telah dilimpahkan oleh Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa, sehingga dapat hidup makmur, rukun dan bahagia. “Kami atas nama panitia mengucapkan terima kasih kepada seluruh warga Pelem, dari RT 1 sampai 14, dari Pelem Lor, Pelem Kidul, dan Ngentak yang telah menyukseskan hajat tahunan ini,” terang Suparjono.
Acara puncak Kirab Budaya Merti Dusun dilaksanakan hari Minggu (26/11) dengan diikuti warga Padukuhan Pelem dari 14 RT, siswa siswi SMAN 1 Banguntapan, dan Fakultas Kedokteran UGM. “SMAN 1 Banguntapan selalu terlibat dalam kegiatan kemasyarakatan di sini karena kebetulan berada di kukuban wilayah Pelem. Fakultas Kedokteran UGM dalam kirab kami tempatkan di barisan paling depan setelah pasukan Bergodo, karena akan bertugas untuk memberikan pemeriksaan gratis kepada masyarakat setelah kirab. Jadi, berangkat kirab di depan, kembali ke lokasi paling awal dan langsung memberikan pengabdian dan layanan kesehatan pada masyarakat. Kami mengucapkan terima kasih kepada SMAN 1 Banguntapan dan Fakultas Kedokteran UGM atas kerja samanya,” terang Suparjono.
Kirab Budaya selain dihadiri Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih, juga tampak mendampingi Panewu Banguntapan I Nyoman Gunarsa, Lurah Baturetno H. Sarjaka, Kepala Dusun Pelem Sri Mulatinah, dan jajaran pimpinan Kapolsek Banguntapan dan Koramil Banguntapan Bantul.
Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih mengucapkan selamat kepada seluruh warga pelem yang telah menyelenggarakan rangkaian merti dusun, sehingga diharapkan akan terus menjadi . dusun budaya yang paripurna, sehat jasmasi, rohani, memiliki kecerdasan intelektual, emosi, serta memiliki daya saing dan karakter budi pekerti luhur sebagaimana para leluhur. Amdul Muslih Halim juga mengingatkan bahwa budaya itu ruang lingkupnya seluas seluruh kehidupan manusia, tentang perilaku, kebiasaan, pranata sosial, hidup yang harmonis, rukun, kegotongroyongan, dan tentu saja tentang seni.
Prosesi kirab dengan keliling Dusun Pelem dimulai dari Lapangan Pelem Lor, menuju Pelem Kidul, sampai Ngentak lewat jalan utama dusun sebelah barat, lalu kembali ke Pelem Lor melalui jalan dusun di sisi timur dan tengah-tengah perkampungan. Urutan pemberangkatan dimulai dari kampung Pelem Lor, Ngentak, dan terakhir Pelem Kidul. Barisan kirab paling depan pembawa pataka, pasukan bergodo, gunungan, grup-grup seni budaya, dan warga dalam kelompok-kelompok per RT. Perjalanan kirab dengan jarak sekitar 5 KM ini disambut sangat meriah disepanjang perjalanan, dan diliput oleh jurnalis dan YouTuber.
Setelah diarak dalam kirab, tiga gunungan besar berisi berbagai hasil bumi, sayuran, buah-buahan, dan berlembar uang kertas yang merepresentasikan 3 kampung di Pelem Lor, Pelem Kidul, dan Ngentak ditandu di tengah lapangan dan diperubutkan dengan meriah sebagai simbul kesyukuran, kebersamaan, kerukunan, dan kebahagiaan.
Sarjaka, Lurah Baturetno mengatakan, sesuai namanya merti dusun yang berarti memetri, memelihara dan dusun (wilayah pedusunan), maka ini wujud memelihara dusun seluruh isinya, menjaga dan melestarikan dengan sebaik-baiknya semua keluhuran, kebaikan yang ada. Merti dusun ini wujud rasa syukur yang lengkap, syukur dalam hati, syukur dalam ucapan, dan syukur dalam bentuk perbuatan nyata atas semua yang telah diberikan Allah, Tuhan semesta alam. Ada rezeki dari bumi, sawah, kebun, kolam, perdagangan, seni, budaya dan semuanya. “Supaya yang diberikan Tuhan lestari dan terjada, kita sebagai manusia wajib menjaga kesyukuran dan keharminisan hidup ini dengan sesama, dengan alam ciptaan, dan kepada Tuhan. Semoga kita semua selalu dalam keselamatan, kesuksesan, jauh dari segala bahaya, selalu sehat, dan rukun,” pungkas Sarjaka.